Sunday, 31 July 2011

Salam Ramadhan Al Mubarak 1432H

Happy Ramadhan by papajam Salam Ramadhan dan selamat berpuasa!















KELEBIHAN RAMADHAN

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang mempunyai banyak kelebihan. Kedatangannya selepas dua bulan yang juga tidak kurang keistimewaannya iaitu Rejab dan Sya'ban. Bagi tujuan menyuburkan rasa tanggungjawab dan rasa ingin menambahkan ibadat kepada Allah sepanjang Ramadhan ini, di sini dibawa beberapa hadis yang menceritakan mengenai kelebihannya. 

1. Abu Hurairah menyatakan : Telah bersabda Rasulullah S.A.W yang bermaksud : Apabila telah tibanya Ramadhan, dibuka pintu-pintu syurga dan ditutup segala pintu neraka dan diikat segala syaitan. -Hadis dikeluarkan oleh imam Bukhari, Muslim, Nasai'e, Ahmad dan Baihaqi- 

2. Daripada Abu Hurairah daripada Rasulullah S.A.W telah bersabda yang bermaksud :Sesiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan nescaya akan diampuninya segala dosanya yang telah lalu. - Diriwayat oleh imam Nasai'e, Ibn majah, Ibn Habban dan Baihaqi- 

3. Abu Hurairah telah berkata : Aku telah mendengar Rasulullah S.A.W bersabda tentang Ramadhan yang bermaksud : Sesiapa yang mendirikannya(Ramadhan) penuh keimanan dan keikhlasan diampunkan baginya apa dosanya yang telah lalu. - Hadis riwayat Bukhari, Muslim, Tarmizi, Abu Daud, Nasai'e,Malik,Ahmad dan Baihaqi- 

4. Daripada Abu Hurairah telah berkata: Rasullah S.A.W telah bersabda yang bermaksud : Sembahyang yang difardhukan kepada sembahyang yang sebelumnya merupakan penebus apa antara keduanya, dan Jumaat kepada Jumaat yang sebelumnya merupakan penebus apa antara keduanya, dan bulan kepada bulan(iaitu Ramadhan) merupakan kaffarah apa antara keduanya melainkan tiga golongan : Syirik kepada Allah, meninggalkan sunnah dan perjanjian (dilanggar). Telah berkata Abu Hurairah : Maka aku tahu perkara itu akan berlaku, maka aku bertanya: Wahai Rasulullah! adapun syirik dengan Allah telah kami tahu, maka apakah perjanjian dan meninggalkan sunnah? Baginda S.A.W bersabda : Adapun perjanjian maka engkau membuat perjanjian dengan seorang lain dengan sumpah kemudian engkau melanggarinya maka engkau membunuhnya dengan pedang engkau, manakala meninggal sunnah maka keluar daripada jamaah(Islam).-Hadis riwayat Ahmad, Al-Hakim, dan Baihaqi- 

5. Daripada Abi Soleh Az-zayyat bahawa dia telah mendengar Abu Hurairah berkata: Rassullah S.A.W telah bersabda yang bermaksud : Setiap amalan anak Adam baginya melainklan puasa maka ia untukKu dan Aku akan membalasnya. Dan puasa adalah perisai, maka apabila seseorang berada pada hari puasa maka dia dilarang menghampiri(bercumbu) pada hari itu dan tidak meninggikan suara.Sekiranya dia dihina atau diserang maka dia berkata : Sesungguhnya aku berpuasa demi Tuhan yang mana diri nabi Muhammad ditanganNya maka perubahan bau mulut orang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari qiamat daripada bau kasturi, dan bagi orang berpuasa dua kegembiraan yang mana dia bergembira dengan keduanya apabila berbuka dia bergembira dengan waktu berbukanya dan apabila bertemu Tuhannya dia gembira dengan puasanya. -Hadis riwayat imam Bukhari, Muslim, Nasai'e, Ahmad, Ibn Khuzaimah, Ibn Habban dan Baihaqi- 


PENERANGAN HADIS
 
1. Semua hadis menceritakan betapa besarnya kelebihan bulan Ramadhan untuk kita sama-sama menghidupkannya dengan segala amalan sunnah. 

2. Pintu syurga dibuka sepanjang Ramadhan, manakala pintu neraka pula ditutup. Ini menggambarkan bagaimana Allah begitu mengasihani hambaNya yang taat beribadat dan menurut segala perintahNya. 

3. Syaitan diikat sepanjang bulan Ramadhan agar kita dapat menunaikan segala ibadat dengan penuh keikhlasan. Tetapi kita perlu ingat bahawa kawan syaitan yang berada pada diri kita iaitu nafsu akan menggantikan tugas syaitan jika kita lalai. 

4. Pentingnya keikhlasan dan keimanan kita dalam menunaikan ibadat. 

5. Puasa mampu menjadi perisai diri daripada terjebak ke lembah maksiat, begitu juga ia mampu menghapuskan segala dosa-dosa yang lepas jika kita benar-benar bertaubat. 

6. Kita mesti menghidupkan sunnah yang mana yang paling besar ialah berada dalam jemaah Islam terutama di dalam mengembalikan semula khilafah Islamiah yang telah lama dihancurkan iaitu pada 1924. 

7. Jauhkan daripada syirik pada Allah sama ada berbentuk perbuatan, niat ataupun percakapan. Kita mesti mematuhi segala perjanjian yang dibuat selagi tidak melanggar hukum syarak. 

8. Kita mesti berpuasa pada semua anggota bukannya pada makan dan minum sahaja. 

9. Bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada bauan kasturi. 

10. Orang berpuasa akan mengecapi dua kegembiraan iaitu ketika berbuka dan apabila bertemu Allah kelak. 

11. Di dalam menunaikan ibadat puasa kita mesti banyak bersabar dan jangan suka berbual kosong apatah meninggikan suara apabila bercakap. 

Selamat menjalani ibadah puasa..
zakieusof

Thursday, 28 July 2011

ikhlas dalam ibadah dan beramal

 http://heartsandhugs.files.wordpress.com/2010/12/12080-ikhlas.jpg


Keikhlasan Dalam Ibadah dan Beramal Soleh 

Ikhlas dalam beramal ibadah dan amal shaleh adalah melakukan suatu amal kebaikan, dan dalam melaksanakannya ditujukan semata-mata untuk Allah. Al Quran menyuruh kita ikhlas. Perhatikan firman-Nya sbb :

”dan (aku telah diperintah): “Hadapkanlah mukamu kepada agama dengan tulus dan ikhlas dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang musyrik”.
(QS Yunus [10]: 105).

Rasulullah SAW mengingatkan, ”Allah tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas untuk mencari ridha Allah semata.” (HR Abu Dawud dan Nasa’i). Imam Ali ra juga berkata, ”Orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amal diterima oleh Allah.”

Kendati bersimbah peluh,  menghabiskan tenaga, menguras pikiran, kalau tidak ikhlas, sebesar apa pun amal, sia-sia di mata Allah. Maka, sangat rugi orang yang sedekah habis-habisan hanya ingin disebut dermawan.
Ikhlas berarti kita tidak memanggil siapa pun selain Allah SWT untuk menjadi saksi atas perbuatan kita.

Ikhlas akan membuat jiwa menjadi independen, merdeka, tidak dibelenggu pengharapan akan pujian, tidak haus akan imbalan. Hati menjadi tenang karena ia tidak diperbudak penantian mendapat penghargaan ataupun imbalan dari makhluk. Penantian adalah hal yang tidak nyaman, menunggu pujian atau imbalan adalah hal yang dapat meresahkan, bahkan bisa mengiris hati bila ternyata yang datang sebaliknya.. Orang yang tidak ikhlas akan banyak menemui kekecewaan dalam hidupnya, karena orang yang tidak ikhlas banyak berharap pada makhluk yang lemah.

Imbalan dari manusia tidak ada apa-apanya dibanding imbalan dari Allah SWT.
Perhatikan firman Allah SWT di surah An-Nisa [4] ayat 146 :

Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.  

 Subhaanallah, adakah yang lebih berharga dari pemberian Allah?

 Namun dalam kehidupan ini, kadang kita memang menemukan kenyataan, kalau ternyata amal ibadah atau amal kebaikan yang kita lakukan dengan sembunyi-sembunyi dan tidak diketahui orang lain, ternyata justru kadang jadi mengundang, fitnah, gosip, omongan yang tidak enak tentang kita. Mungkin karena orang lain tidak tahu kalau sebenarnya kita ini sudah melakukan amal shaleh, amal kebaikan seperti sedekah, tapi kita menyembunyikannya karena Allah. Maka karena ketidaktahuannya, orang-orang akan menilai kita ini sebagai orang yang pelit, tidak mau sedekah, tidak mau beramal saleh.

Untuk masalah seperti ini, sebaiknya jangan kita pedulikan omongan orang pada kita. Tetap saja jaga kerahasiaan amal kebaikan kita. Jangan pedulikan pandangan orang, cukup puas saja dengan pandangan Allah terhadap kita. Dan masalah yang tidak-tidak, yang mungkin mengatakan kita itu pelit, kikir dan sebagainya, kita serahkan semua pada Allah.

 Dalam beramal saleh atau berbuat kebaikan, seperti sedekah dan lainnya, sebaiknya kita BENAR-BENAR MERASA CUKUP HANYA ALLAH SAJA YANG MENJADI SAKSI DARI APA YANG KITA LAKUKAN Dan yang tidak kalah penting,  jangan sampai kita terjebak riya yang samar, seperti merasa bangga apabila kita sudah berhasil menyembunyikan amal kebaikan kita, kalau kita seperti itu, maka hancurlah amal kita.

 Dalam melakukan setiap amal kebaikan, yang paling mendasar yang perlu dipahami adalah, bahwa segala amal kebaikan yang kita lakukan, itu bukanlah atas kemampuan kita sendiri, tapi itu adalah karena bantuan, pertolongan dan ijin Allah. Dengan memahami hal tersebut diatas, Insya Allah kita bisa memperbaiki amal ibadah kita dengan ikhlas, selamat dari berbangga diri karena telah berhasil melakukannya. Dan InsyaAllah bisa selamat dari riya.  Serta Insya Allah, bisa melindungi kita dari keinginan mengungkapkan amal kebaikan kita dihadapan makhluk, apabila kita mendapati kenyataan diri kita digosipkan, dinilai sebagai orang yang enggan beramal kebaikan, karena kita ikhlas, maka kita menyerahkan semua pada Allah SWT.

renung-renungkan
wallahu'alam

zakieusof

Monday, 25 July 2011

Kehalusan Perancangan Rabbul Izzati.. mengatasi makhluk bernama manusia

 View Image





Astarghfirullah.. maafkan hamba Mu ini Ya Allah sbw..betapa kerdilnya hamba Mu ini..

‘Kita minta apa yang kita mahu, tapi Allah memberi apa yang kita perlu.’ Begitulah rencana Allah yang lebih mengetahui apa yang terbaik untuk hamba-Nya. Kekadang kita begitu berusaha untuk mendapat sesuatu. Kita tak putus-putus berdoa. Namun apa yang kita hajatkan tidak menjadi kenyataan. Sedangkan kita begitu berharap. Waktu tu, datanglah pelbagai perasaaan. Kecewa, sedih, marah, malu, rasa tak berguna dan macam-macam lagi. Seperti hidup tak bermakna lagi dah. Yang lebih parah lagi, ada yang menyalahkan dan mempertikaikan takdir Allah.

Kalamullah
Dan kamu tidak dapat menentukan kemahuan kamu (mengenai sesuatu pun) kecuali dengan cara yang diatur oleh Allah, Tuhan yang memelihara dan mentadbirkan seluruh alam. (AT-Takwir : 29)

Huraian:
Manusia mampu merancang perjalanan kehidupan mereka. Setiap perancangan disusuli dengan usaha dan harapan untuk mencapai matlamat tersebut.

Manusia hanya mampu merancang dan Allah s.w.t. sahaja yang berhak menentukan segala perkara yang menjadi ketentuan-Nya.

Sebagai orang yang beriman, kita hendaklah menaruh sangkaan baik kepada Allah s.w.t. kerana Dialah Tuhan yang Maha Mencipta dan Maha Mengetahui segala yang dilakukan oleh hamba-Nya.

Sudah tentu ada hikmah yang tidak diketahui oleh manusia di sebalik setiap kejadian.

Setelah mendapat hasil daripada usaha yang dirancangkan, kita tidak seharusnya mendabik dada, malah kita hendaklah sentiasa meningkatkan rasa kesyukuran kepada Allah s.w.t.

Begitu juga sebaliknya jika tidak mencapai sasaran perancangan, usahlah bersikap putus asa dan kecewa.

Semuanya adalah ketentuan daripada Allah s.w.t. untuk menguji hamba-Nya.

Kesimpulan:

Kehendak dan kuasa manusia adalah anugerah Allah s.w.t. Namun begitu, bukan semua kehendak dan kemahuan manusia boleh dicapai walaupun melalui perancangan rapi.

Sesungguhnya Allah s.w.t. Maha Berkuasa atas tiap-tiap perancangan manusia.

Allah Maha Besar...

wallahu'alam

zakieusof - renungan khusus untuk hamba Mu ini..

Thursday, 21 July 2011

khutbah terakhir rasulullah saw


http://www.koleksiweb.com/imgfiles/images/524220pxazizefendimuhamma.jpg



KHUTBAH TERAKHIR RASULULLAH SAW

Kutbah ini disampaikan pada 9 Zulhijah Tahun 10 Hijrah di Lembah Uranah, Gunung Arafah.
bismillah
Wahai manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak ku katakan. Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini. Oleh itu dengarlah dengan teliti kata-kata ku ini dan sampaikanlah ia kepada orang-orang yang tidak dapat hadir di sini pada hari ini.
Wahai manusia, sepertimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci, maka anggaplah jiwa dan harta setiap muslim sebagai amanah suci.
Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak.
Jangan kamu sakiti sesiapapun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi.
Ingatlah bahawa sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu.
Allah telah mengharamkan riba, oleh itu segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang.
Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu.Dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil.
Wahai manusia, sebagaimana kamu mempunyai hak atas isteri kamu, mereka juga mempunyai hak di atas kamu. Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka keatas kamu maka mereka juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang.
Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik, berlemah lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu kamu yang setia. Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina.
Wahai manusia, dengarkanlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini, sembahlah Allah, dirikanlah sembahyang lima kali sehari, berpuasalah di bulan Ramadan!, dan tunaikan zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah ibadat haji sekiranya kamu mampu.
Ketahuilah bahawa setiap muslim adalah saudara kepada muslim yang lain. Kamu semua adalah sama, tidak seorangpun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam taqwa dan beramal soleh.
Ingatlah bahawa kamu akan mengadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan diatas segala apa yang telah kamu kerjakan. Oleh itu awasilah agar jangan sekali-kali kamu terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku.
Wahai manusia, tidak akan ada lagi Nabi dan Rasul yang akan datang selepasku dan tidak akan lahir agama baru.
Oleh itu wahai manusia, nilailah dengan betul dan fahamilah kata-kata ku yang telah aku sampaikan kepada kamu.
Sesungguhnya aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, yang sekiranya kamu berpegang teguh dan mengikuti kedua-duanya, nescaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya. Itulah Al Quran dan Sunnah ku.
Hendaknya orang-orang yang mendengar ucapanku, menyampaikan pula kepada orang lain semoga yang terakhir lebih memahami kata-kataku dari mereka yang terus mendengar dari ku.
Saksikanlah Ya Allah, bahawasanya telah ku sampaikan risalah Mu kepada hamba-hambaMU.

renung-renungkan wahai umat muhammad rasulullah saw..

zakieusof


Tuesday, 19 July 2011

epilog suami isteri - kesabaran, kefahaman dan tekanan

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgmNSKfePgdLhmSdusIHLrW0qZ8EQwj-avPcMKonDocoVHSXgYJv7Gyqu32uSmrjL4lO3jwC27snWYVjrGFdTsVbHLMh2FF5xOPjKrcECMVlvEKc2i5mq6uBCtLNkTCDD4uFSBlgMdJ-PmI/s1600/200960830l_1.jpg





epilog BUAT SUAMI PENYABAR

Epilog 1

ALLAH yang Maha Pengasih lagi Penyayang memerintahkan hamba-Nya supaya kasih mengasihi antara satu sama lain. Seseorang hamba hanya akan memperoleh kasih sayang daripada-Nya apabila dia mengasihi makhluk-Nya.

Jika ada dua orang sahabat berkasih sayang antara satu sama lain, maka yang lebih disayangi Allah antara keduanya ialah yang paling kasih kepada sahabatnya. Manusia yang memiliki sifat kasih sayang paling tinggi dan paling agung ialah Rasulullah SAW. Baginda sangat mengasihi umatnya sehinggakan perasaan kasihnya yang mendalam itu dirakamkan Allah dalam firman-Nya bermaksud, 

“Sesungguhnya sudah datang kepada kamu seorang Rasul daripada golongan kamu sendiri, yang menjadi sangat berat kepadanya sebarang kesusahan ditanggung kamu, yang sangat inginkan kebaikan bagi kamu, ia pula menumpahkan perasaan belas serta kasih sayangnya kepada orang yang beriman.” (Surah at-Taubah, ayat 128)

Kasih sayang sesama insan akan membuahkan sikap bertolak ansur, hormat menghormati serta sedia berkorban demi kebahagiaan insan tersayang. Dalam hubungan suami isteri, kedamaian dan kasih sayang adalah teras utama.

Allah menjadikan perasaan kasih mesra antara suami isteri sebagai sunnah yang ada padanya tanda kekuasaan dan keagungan-Nya. Firman Allah bermaksud, 

“Dan di antara tanda-tanda yang membuktikan kekuasaan-Nya dan rahmat-Nya, bahawa Dia menciptakan untuk kamu isteri daripada diri kamu sendiri supaya kamu bersenang hati dan hidup mesra dengannya, dan dijadikan-Nya antara kamu perasaan kasih sayang dan belas kasihan. Sesungguhnya yang demikian itu mengandungi keterangan menimbulkan kesedaran bagi orang yang berfikir.” (Surah ar-Rum ayat 21)

Selaras dengan ayat itu, Rasulullah SAW sering menasihati suami sebagai ketua keluarga supaya melayani isteri dengan sebaiknya. Baginda menegaskan, suami yang terbaik itu ialah yang berlaku baik terhadap isterinya. Baginda SAW juga berpesan kepada suami dengan sabdanya bermaksud: 

“Hendaklah kamu ingat memperingati supaya berbuat baik kepada wanita (isteri). Sesungguhnya mereka adalah seperti tawanan di sisi kamu. Kamu tidak memiliki apa-apapun daripada mereka kecuali hak menikmati hubungan kelamin antara kamu berdua. Tetapi, apabila isteri kamu melakukan kejahatan yang nyata, maka tinggalkan tempat tidur mereka, dan pukullah dengan cara yang tidak terlalu menyakitkan. Jika mereka kembali mentaatimu, maka janganlah kamu mencari jalan untuk menyakitkan mereka. Ingatlah bahawa kamu mempunyai hak ke atas isteri kamu dan isteri kamu juga ada hak ke atas kamu. Hak kamu ialah tidak membenarkan mana-mana lelaki tidur di atas tilam kamu dan tidak mengizinkan sesiapa yang kamu tidak suka memasuki rumah kamu. Adapun hak isteri ke atas kamu ialah kamu memberi yang terbaik kepada mereka pakaian dan makanan mereka.” (Hadis riwayat at-Tirmizi)

Walaupun kehidupan isteri terikat dengan suami laksana seorang tawanan, mereka tidak boleh dianggap sebagai hamba yang boleh diperlakukan sesuka hati. Isteri mempunyai hak mendapat layanan sebaiknya.

Suatu ketika, ramai isteri datang menemui isteri Rasulullah SAW mengadu mengenai layanan buruk diterima daripada suami mereka. Apabila Rasulullah SAW mengetahuinya, Baginda bersabda bermaksud, “Sesungguhnya ramai wanita datang menemui isteriku mengadu mengenai suami mereka. Sesungguhnya suami kepada wanita itu bukanlah orang yang terbaik daripada kalangan kamu.” (Hadis riwayat Abu Daud)

Tidak dinafikan, sebagai manusia masing-masing ada kelemahan dan kekurangan sama ada isteri mahupun suami. Cara terbaik mengatasinya ialah dengan bersabar serta tidak membesarkan kelemahan itu. Firman Allah bermaksud, “Dan bergaullah kamu dengan mereka (isteri-isteri kamu itu) dengan cara yang baik. Kemudian jika kamu (berasa) benci kepada mereka (kerana tingkah lakunya, janganlah kamu terburu-buru menceraikannya) kerana boleh jadi kamu bencikan sesuatu, sedangkan Allah hendak menjadikan pada apa yang kamu benci itu kebaikan yang banyak untuk kamu.” (Surah an-Nisaa', ayat 19)

Diriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda bermaksud, “Mana-mana lelaki yang bersabar di atas keburukan perangai isterinya, Allah akan berikannya pahala seperti diberikan kepada Ayyub kerana bersabar di atas bala yang menimpanya. Mana-mana isteri yang bersabar di atas keburukan perangai suaminya, Allah akan berikannya pahala seperti yang diberikan kepada Asiah binti Muzahim, isteri Firaun.”

Renungi kisah seorang lelaki mengunjungi Umar bin al-Khattab untuk mengadu perangai isterinya. Dia berdiri di luar pintu, menunggu Umar keluar. Tiba-tiba dia terdengar isteri Umar sedang meleterinya sedangkan Umar diam tidak menjawab walau sepatah pun. Maka lelaki itupun beredar sambil berkata kepada dirinya sendiri: “Jika beginilah keadaan Umar, seorang Amirul-Mukminin yang selalu keras dan tegas, maka bagaimana dengan aku?”

Selepas itu Umar keluar dari rumahnya dan melihat lelaki tadi sudah beredar. Umar memanggilnya dan bertanya tujuan kedatangannya. Lelaki itu berkata: “Wahai Amirul-Mukminin, aku datang untuk mengadu perangai isteriku yang buruk dan suka berleter di hadapanku. Tadi aku mendengar isteri anda pun begitu juga. Lalu aku berkata kepada diriku, jika beginilah keadaan Amirul-Mukminin dengan isterinya, maka bagaimana dengan aku.”

Umar berkata kepadanya: “Wahai saudaraku, sesungguhnya aku bersabar mendengar leterannya kerana dia mempunyai hak ke atasku. Sesungguhnya dia memasak makananku, mengadun roti untukku, membasuh pakaianku dan menyusui anakku, padahal semua itu tidak diwajibkan ke atasnya. Dia juga menenangkan hatiku daripada melakukan perbuatan yang haram (zina). Sebab itulah aku bersabar dengan kerenahnya?”

Lelaki itu menjawab: “Wahai Amirul-Mukminin, demikian jugalah isteriku? Umar pun berkata kepadanya: “Maka bersabarlah wahai saudaraku. Sesungguhnya kerenahnya itu tidak lama, hanya seketika saja.”

Renung-renungkan...
zakieusof

Epilog 2

Suami adalah ketua dan pemimpin keluarga, maka wajar sekali dia dihormati. Malah Islam sendiri mewajibkan seorang isteri menghormati dan mendahului suami dalam segala hal, selagi ia tidak bertentangan dengan syarak. Namun begitu, tatkala ini, telah banyak perkara yang sebaliknya pula berlaku, iaitu isteri hilang rasa hormat pada suami.

Jika isteri dahulu tunduk kepada segala kata-kata suami, kini sudah ramai isteri yang besar kepala, malah berani pula melawan kata-kata suami, ibarat lupa bahawa syurga seorang isteri itu bila suaminya redha kepadanya. Tidak dinafikan terdapat isteri yang secara terang-terangan menunjukkan sikap tidak hormat pada suami. Mengapakah perkara sebegini berlaku? 

Ada beberapa petanda yang boleh memberi petunjuk bahawa rasa hormat terhadap pasangan sudah mula pudar. Petunjuk itu antaranya adalah :
  • Seorang isteri mula memperkatakan kekurangan suami di depan rakan-rakan anda. Hati-hati kerana itulah tanda awal yang paling mudah dikenali.
  • Sering berjenaka atau mengeluarkan sindiran yang sinis lagi tajam terhadap suami.
  • Mula bersikap kasar terhadap suami, seriring dengan yang mulai hilang, isteri juga jadi malas untuk bersikap lembut, manis dan sensitif terhadap suami.
  • Cara isteri mendengar cerita dan keluh kesah suami mula berubah. Ada empat tahap mendengar iaitu mendengar bersungguh-sungguh, memberi tidak balas, mendengar sepintas lalu dan akhir sekali tidak peduli. Jika anda sudah enggan mendengar cerita suami, maka tahap tidak hormat anda pada suami memang sudah terlalu tinggi.

Menilai diri

Jika suami merasakan isteri sudah mula ada tanda-tanda tidak hormat pada suami, maka sudah tiba masanya anda menilai akauntabiliti sebagai pemimpin rumahtangga yang layak dihormati. Mungkin anda tidak menunaikan hak-hak isteri, maka sudah tentulah rasa hormat itu akan kikis sedikit demi sedikit.

Jika isteri pula sudah mula ada tanda-tanda tidak hormat pada suami dalam diri, maka sebaiknya anda patut mula mengamati apakah penyebabnya. 

Namun begitu, anda sendiri sebagai isteri, seharusnya mula menilai diri. Antaranya dengan bertanyakan pada diri anda sendiri persoalan “adakah anda menghargai diri anda sendiri?” Jika anda tidak menghargai diri anda sendiri, bagaimana anda mahu menghargai orang lain? Kedua, tanyakan apakah anda bersungguh-sungguh tidak menghargai suami? Dan akhir sekali, tanyakan pada diri anda, dapatkah hati anda menerima hakikat bahawa suami anda tidak menghormati anda?

Sekiranya rasa hormat sudah semakin hilang, maka untuk membangunkannya kembali memang bukan sesuatu yang mudah. Boleh jadi sikap tidak menghargai pasangan ini sudah tertanam sejak kecil lagi kerana menuruti sikap orang tua yang suka mengkritik dan tidak menghargai pasangan. Apa yang dilihat sekian lama akan diikuti bila anak sudah berumahtangga.

Sebenarnya jika anda sukar menghargai suami, ada kemungkinan anda memang tidak mampu menghargai orang lain yang ada di persekitaran anda. Perasaan terluka atau sakit hati kerana sikap suami membutakan mata dan hati anda sehingga tidak dapat melihat perkara yang baik atau positif yang dilakukan oleh suami dan wajar dihargai.

Bila hilang rasa hormat sudah mencapai tahap ini, maka sering kali yang terlintas di fikiran anda adalah perpisahan atau cerai. Kalau ini yang sedang bermain dalam fikiran anda, maka fikir dulu sedalam-dalamnya. Anda masih punya peluang untuk memperbaiki hubungan dengan suami. Mulakannya dengan membincangkan masalah ini dengannya. Kalau perlu, buat satu senarai yang seharusnya anda lakukan dan perkara yang perlu anda hindarkan.

Memang diakui, membicarakan masalah sebegini dengan pasangan agak sukar, maka ungkapkanlah segalanya dengan perasaan jujur dan lembut. Jauhkan dari sindiran atau ucapan sinis kerana ia boleh membuat suasana semakin tegang.

Renung-renungkan…wallahu'alam

zakieusof

Saturday, 16 July 2011

Nisfu Syaaban : Pengertian dan Fadhilat

 http://farm3.static.flickr.com/2552/3798105863_eea5dfa3d9_z.jpg


SALAM NISFU SYAABAN

Alhamdulillah..Malam ini adalah malam Nisfu Syaaban iaitu 15 Syaban 1432H. Malam Nisfu Syaaban memiliki banyak fadilat dan kita digalakkan melaksanakan beberapa amalan termasuk solat dua rakaat, membaca Surah Yasin dan lain-lain.Pada malam itu adalah lembaran baru bagi catatan amalnya untuk setahun ke depan di mana pada siang sebelumnya adalah lembaran penutup bagi catatan amalnya setahun ke belakang.

Di antara fadilat malam Nisfu Syaaban adalah pengampunan Allah ke atas umat manusia kecuali orang musyrik, orang yang bermusuhan, pembunuh diri dan pelaku zina. Nisfu Syaaban adalah akhir laporan amal manusia pada tahun lalu dan permulaan laporan amal manusia pada tahun depan. Agar sesebuah laporan elok dan baik mestilah ia dimulakan dan diakhiri dengan sesuatu yang baik. Satu daripada yang baik untuk menutup dan membuka laporan tahunan kita adalah meluahkan cinta kepada Allah, Pencipta dan Pemberi rezeki kita. Dia yang mewujudkan kita daripada tidak ada menjadi ada. Dia yang menghidupkan kita dan kemudian Dia akan mencabut nyawa kita. Ketika nyawa bersama kita mesti berpada-pada memanfaatkannya kerana ketika dia tidak ada lagi bersama badan kita, segala sesuatu sudah tamat. Ketika nyawa bersama kita masih boleh memilih untuk berbuat baik atau buruk tapi ketika ia tidak bersatu lagi dengan jasad, maka yang tinggal adalah hasil daripada yang baik atau yang buruk yakni syurga atau neraka.

Dengan cinta Allah pada akhir dan permulaan laporan seorang hamba sudah memiliki tanda dia akan selamat hidup di dunia dan akhirat. Cinta kepada Allah akan direalisasikan dengan keimanan sempurna tidak berbelah bahagi kepada-Nya; melaksana semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Cinta kepada Allah tidak cukup hanya dengan luahan kata-kata tapi ia mesti dibuktikan dengan perbuatan.

Apatah ertinya mengucapkan aku cinta Allah tapi dia membelakangkan ajaran-Nya? Apakah ertinya mengucapkan aku cinta Allah tapi dia melakukan larangannya. Jika ini berlaku, maka ia akan menjadi kisah cinta yang bertepuk sebelah tangan.

Menjelang kedatangan Nisfu Syaaban, kita sepatutnya mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Persiapan ini juga sebagai persiapan awal kedatangantamu agung berikutnya iaitu bulan suci Ramadan. Persiapan ini tidak akan bermakna jika tidak ada cinta terhadapnya dalam hati kerana cinta adalah penggerak utama roda kehidupan manusia dalam bermasyarakat.

Setiap manusia melihat dunia ini sesuai dengan perbuatan, fikiran dan dorongan hidupnya. Apabila amal perbuatannya baik, fikirannya bersih dan motivasi hidupnya suci, maka dia akan melihat dunia ini bersih dan indah sebagaimana dunia itu diciptakan. Jika terjadi sebaliknya, dunia akan terlihat gelap-gelita dan dia melihat segala sesuatu terasa hitam pekat.

Dan akhirnya, terbentuklah dua sisi jiwa, pada satu sisi ada jiwa yang dapat membuat sesuatu terasa sengsara, di sisi yang lain pula ada jiwa yang mampu menciptakan sesuatu menjadi bahagia. Bagaimana manusia melihat dunia? Orang yang bahagia melihat dunia dengan cinta Allah dan orang yang sengsara melihat dunia tidak dengan cinta Allah. Orang yang pertama disebut adalah orang beriman dan orang yang kedua disebut adalah orang tidak beriman.

Allah berfirman maksudnya: “(Walaupun demikian), ada juga di antara manusia yang mengambil selain daripada Allah (untuk menjadi) sekutu-sekutu (Allah), dan mencintainya, (memuja dan mentaatinya) sebagaimana mereka mencintai Allah; sedang orang yang beriman itu lebih cinta (taat) kepada Allah.” (Surah al-Baqarah: 165)

Al-Quran al-Karim memberi satu jawapan mengenai cara bagaimana kita mencintai Allah. Dalam ayat 31 Surah Ali ‘Imran ada disebut maksudnya:

“Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika benar kamu mencintai Allah maka ikutilah daku, nescaya Allah mencintai kamu serta mengampunkan dosa kamu. Dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.”

Mengapa kita mesti mengikuti Baginda Rasulullah SAW sebagai bukti cinta kepada Allah SWT? Ini kerana sejarah sudah membuktikan bahawa sahabat Baginda menemui kenikmatan hidup ketika bersama Baginda. Mereka berasakan hangatnya kasih sayang dan ketulusan hati selama berdekatan dengan Baginda. Mereka berasakan ketenteraman ketika berada di bawah payung ajaran Baginda. Mereka memperoleh keselamatan dengan mematuhi perintah Baginda. Dan mereka mendapat kekayaan batin dengan meneladani sunnahnya.

Di antara sunnahnya ini adalah sambutan malam Nisfu Syaaban dengan menzahirkan cinta kepada Allah Subhanahu wata’ala pada pandangan sesetengah pihak umat Islam. 

Wallahu a’lam.

zakieusof

INTI PATI

Nisfu Syaaban adalah akhir laporan amal manusia pada tahun lalu dan permulaan laporan amal manusia pada tahun depan.

Menjelang kedatangan Nisfu Syaaban, kita sepatutnya mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Ia juga sebagai persiapan awal kedatangan tamu agung berikutnya iaitu bulan suci Ramadan.

Umat Islam yang berpendapat bahawa malam Nisfu Syaaban memiliki banyak fadilat akan melaksanakan beberapa amalan termasuk solat dua rakaat, membaca Surah Yasin dan lain-lain.

Thursday, 14 July 2011

hadis muslim mengenai ad-din

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDTqCxH5ayWHBVWpTJuuiBxIPBUb7XOz5tMF49sCSKaqelyv5kWMxe211e48zL5ELgzFgkz5eLDrkKHQS2CTjIS6AWOeGKSAPqEavRbgu40DSyjb-vvVyZBDfda_u7jx8aPF6rmShUocQ/s1600/angkat+tangan.JPG

Ad din : Hadith Muslim

Dari Saidina Umar Al-Khattab r.a katanya: “Tatkala kami duduk di sisi Rasulullah SAW tiba-tiba datang seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tak kelihatan padanya kesan-kesan perjalanan jauh, dan tak seorang pun dari kalangan kami yang mengenalinya hinggalah orang itu duduk di sisi Rasulullah SAW lututnya bertemu lutut Baginda SAW dan kedua tangannya di atas dua paha Nabi SAW dan berkata: ‘Ya Muhammad! Terangkan kepadaku tentang ISLAM.’

Kata Rasulullah SAW, ‘Islam itu ialah mengucapkan 2 kalimah syahadah, mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan mengerjakan haji jika berkuasa.’ Kata orang itu ‘Benar katamu’. Kata Saidina Umar ra kami pun hairan, betapa dia bertanya dan dia pula membenarkannya. Orang itu berkata pula: ‘Khabarkan kepadaku tentang IMAN’

Kata Nabi SAW, ‘Iman itu ialah percaya kepada Allah, malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-RasulNya, hari Qiamat dan ketentuan baiknya dan buruknya daripada Allah’. Kata orang itu, ‘Benar katamu’. Orang itu berkata pula: ‘Khabarkan kepadaku tentang IHSAN

Kata Nabi SAW, ‘Ihsan itu bahawa engkau mengabdikan diri kepada Allah seolah-olah engkau melihatNya, jika engkau tidak melihatNya, Dia tetap melihat engkau’. Orang itu bertanya lagi: ‘Khabarkan kepadaku tentang Qiamat’. Kata Nabi SAW, ‘Tidaklah yang ditanya lebih tahu daripada yang bertanya’. Orang itu berkata: ‘Khabarkan kepadaku tanda-tanda Qiamat’. Kata Nabi SAW, ‘Tandanya apabila hamba perempuan melahirkan tuannya sendiri dan engkau melihat perlumbaan membina rumah-rumah oleh orang-orang melarat’. Kata Saidina Umar r.a: ‘Kemudian pergilah orang itu’ dan setelah beberapa lama kemudian Rasulullah SAW berkata kepadaku: ‘Tidakkah engkau kenal siapakah yang bertanya itu?’ Jawabku ‘Allah dan Rasul sahaja yang mengetahui'. Kata Rasulullah SAW: “Maka sesungguhnya itulah Jibril a.s datang ia kepada kamu mengajarkan tentang agamamu.” (Riwayat Muslim)

wallahu'alam
zakieusof - 

Manhaj Perjuangan Rasulullah saw dan Para Sahabat

http://farm3.static.flickr.com/2540/3853696789_c48beb6d43_z.jpg?zz=1




MANHAJ PERJUANGAN RASULULLAH SAW DAN PARA SAHABAT : keindahan disebalik perjuangan

Di dalam Al-Qur'an dinyatakan bahwa Rasulullah Saw itu adalah teladan yang baik bagi kita. Salah satu dari sekian banyak hal yang harus kita teladani dari beliau dan para sahabatnya adalah dari sisi perjuangan menyebarkan dan menegakkan nilai-nilai Islam. Ini menjadi amat penting dalam upaya mencapai sukses dalam mencapai kejayaan umat sebagaimana sukses yang telah diraih oleh Rasul dan para sahabatnya. Untuk berjaya maka perlulah kita contohi orang-orang yang telah terbukti kejayaannya. Dan tidak ada kejayaan yang lebih besar yang diraih melainkan kejayaan yang telah ditunjukkan oleh baginda Rasulullah SAW.

Dalam menuruti jejak-jejak manhaj perjuangan Rasulullah SAW, sekurang-kurangnya ada enam faktor yang harus kita kenang dan kita teladani dari perjuangan yang dilaksanakan oleh Rasulullah Saw dengan para sahabatnya demi mencapai kejayaan di dunia dan di akhirat.

1. Perancangan Yang Matang.

Perjuangan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw menghadapi banyak kesulitan. Meskipun perjuangan Rasulullah SAW kalau mendapatkan kesulitan akan memperoleh pertolongan dari Allah Swt, tetapi Rasulullah Saw dalam perjuangannya tidak berserah bulat kepada pertolongan Allah itu lalu beliau santai-santai saja. Sama sekali tidak. Tapi beliau justeru membuat perancangan yang matang tentang strategi perjalanan hijrah agar halangan dan rintangan mampu dihapuskan dan diungkai menjadi seminima yang mungkin. Perancangan yang matang itu misalnya dengan ditugaskannya Ali bin Abi Talib untuk tidur di tempat tidur Nabi untuk mengelirukan orang-orang kafir yang hendak membunuh Nabi. Perancangan yang matang juga nampak apabila Rasulullah tidak terus berangkat menuju ke Madinah, tapi beliau singgah dulu di gua Tsur selama 3 hari untuk menyulitkan percarian terhadap Nabi yang dilakukan oleh orang-orang kafir. Begitu juga sebelumnya, Rasul telah mengutus Mush’ab bin Umair untuk berda’wah ke Madinah guna mendapatkan peluang berhijrah bila tingkat permusuhan orang-orang kafir Quraisy semakin menjadi-jadi dan banyak lagi siri-siri perancangan yang matang dalam kaitan hijrah.
Itu semua merupakan suatu isyarat dari Rasulullah Saw bahawa perjuangan harus dilakukan dengan perancangan yang matang, agar matlamat perjuangan dapat dihidangkan kepada anak usrah dan masyarakat dengan mudah dan jelas, serta rintangan dapat dikurangkan seminima mungkin, untuk perjuangan berjalan lancar.Perancangan yang matang hanya akan terhasil dari manusia yang bijaksana dan mempunyai pemikiran yang bukan saja mengaku global tetapi juga menzahirkan keglobalan dalam tingkah laku, amal perbuatan. Seandainya mulut saja mengaku global, tetapi keglobalannya sehingga tidak mengendahkan dosa-dosa kecil, globalnya hanya di dunia dan tidak di akhirat. Orang yang berpemikiran global, tindak tanduk perancangan di dunia, akan dimulai dengan matlamat di akhirat. Kalau matlamat di akhirat tidak diendahkan dalam melakukan perancangan, cananglah keglobalan itu ke seluruh pelusuk dunia, tiada nilai di sisi Allah dan Rasul-Nya.
2. Kerjasama Yang Baik.

Dalam hijrah amat nampak bagi kita bagaimana Rasulullah SAW dan para sahabatnya bahu membahu dan Saidina Ali karamallahu wajhahng berkerjasama yang baik. Rasulullah SAW telah meangagih-agihkan tugas yang sesuai dengan bakat dan kepakaran masing-masing dan para sahabat menjalankan amanah yang diberikan oleh Rasulullah SAW dengan sebaik-baiknya.

Tak ada dikalangan para sahabat yang iri hati dengan sahabat yang lain. Mana ada di kalangan para sahabat Rasulullah SAW apabila seorang sahabatnya berjaya dalam melaksanakan titah perintah Allah dan Rasulullah SAW-Nya, maka sahabat yang seorang lagi iri hati, menuduh sahabat yang berjaya melaksanakan tanggungjawabnya adalah salah. Lebih dahsyat sahabat itu memfitnah sahabat yang berjaya tersebut ?

Setiap arahan Rasulullah SAW, kesemuanya diterima dan dilaksanakan dengan baik meskipun risikonya sangat besar. Misalnya, Saidina Ali karamallahu wajhah ditugaskan oleh Rasulullah SAW untuk tidur di tempat tidur baginda, ini merupakan tugas yang risikonya sangat tinggi bila dilaksanakan kerana Rasulullah SAW adalah orang yang sedang dalam anacaman pembunuhan dari orang kafir dan ketika orang-orang kafir menggeledah kamar tidur Nabi SAW dan yang mereka dapati hanya Saidina Ali karamallahu wajhah lalu Saidina Ali karamallahu wajhah ditanya tentang dimana Nabi SAW berada; dengan keberanian yang hebat Saidina Ali karamallahu wajhah menjawab tidak tahu --meskipun sebenarnya dia tahu-- dan Saidina Ali karamallahu wajhah akhirnya harus mengalami siksaan dari orang-orang kafir. Inilah nilai sebuah persahabatan. Mereka menjadikan diri mereka sebagai sahabat kepada Rasulullah SAW, bukannya kenalan.

Saidina Umar bin Khattab Al Farouq juga mendapat tugas dengan risiko yang berat, yakni membentuk peperangan psychology dengan mengatakan: “siapa yang ingin anaknya menjadi yatim dan isterinya menjadi janda, cegahlah aku, kerana aku akan segera menyusul Nabi SAW berangkat ke Madinah”. Ungkapan Umar Al Farouq ini membuat orang-orang kafir menjadi hairan; bilakah Muhammad pergi ke Madinah, padahal beliau masih di kota Mekah.

Begitu juga Saidina Abu Bakar As Siddiq As Siddiq juga bertugas menjadi pendamping Rasulullah SAW yang setia meskipun risikonya juga sangat besar, apalagi Nabi SAW mau dibunuh yang seandainya mereka tahu dimana Nabi SAW bersembunyi, tentu Saidina Abu Bakar As Siddiq juga akan dibunuh oleh mereka. Tapi Saidina Abu Bakar As Siddiq tetap menjadi pendamping Rasulullah SAW dalam persembunyiannya di gua Tsur selama tiga hari, bahkan anak-anak Saidina Abu Bakar As Siddiq juga memberikan sokongan penuh dalam kerjasama yang baik, mereka membawakan makanan dan memberikan informasi-informasi penting untuk Rasulullah SAW dan Saidina Abu Bakar As Siddiq.


Itulah diantara contoh-contoh bagaimana Rasulullah SAW dan para sahabatnya telah bekerjasama dengan baik dalam perjalanan hijrah itu. Ini juga menjadi isyarat bagi kita bahwa perjuangan menegakkan nilai-nilai Islam di muka bumi ini tidak mungkin dilakukan oleh seorang diri. Sehebat manapun kualiti orang itu, makanya diperlukan lebih ramai orang-orang yang berkualiti dalam perjuangan agar perjalanan perjuangan menjadi lebih lancer. Dan orang yang banyak itu harus bekerjasama sebagaimana bangunan yang saling kuat menguatkan dan lengkap melengkapi, inilah memang model perjuangan yang disenangi oleh Allah Swt sebagaimana firman-Nya di dalam Al-Qur'an yang artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kukuh (QS 61:4).
3. Pengorbanan Yang Besar.

Hijrah Nabi SAW dan para sahabatnya ke Madinah juga memberikan contoh kepada kita betapa yang namanya perjuangan itu memang menuntut pengorbanan, baik pengorbanan harta, jiwa, tenaga, pikiran, waktu dan perasaan. Dengan perasaan yang berat, Nabi SAW dan para sahabatnya harus ikhlas meninggalkan kampung halaman dan keluarga, Saidina Ali karamallahu wajhah bin Abi Talib dan Asma binti Saidina Abu Bakar As Siddiq terpaksa menanggung derita penyiksaan yang dilakukan orang-orang kafir terhadap dirinya dengan sebab menjaga rahsia tempat persembunyian Nabi SAW dan Saidina Abu Bakar As Siddiq di gua Tsur.

Saidina Abu Bakar As Siddiq sendiri berkorban dengan semua harta yang dimilikinya sebagai bekal dalam perjalanan jauh menuju Madinah, sementara sahabat-sahabat Nabi SAW yang berada di Madinah dengan keikhlasan yang tiada terkira siap mengorbankan kepentingan-kepentingan peribadi dan keluarga mereka guna menolong sahabat-sahabat dari Mekah dan itu pula sebabnya mengapa mereka disebut sebagai kelompok ANSAR yang ertinya penolong.
Dengan pengorbanan yang besar itulah, perjuangan insya Allah akan mencapai hasil yang maxima, sedang orang-orang yang berkorban dengan penuh keikhlasan telah dijamin oleh Allah terhindar dari azab neraka yang pedih dan mereka akan dimasukkan ke dalam syurga. Tanyalah kepada diri kita, apakah kita sudah pun mengorbankan rasa nikmat dalam melakukan maksiat dan kemungkaran demi memperjuangkan Islam ? Allah berfirman yang ertinya:

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasulullah SAW-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya (QS 61:10-11).

Di dalam ayat yang lain, Allah Swt menegaskan tentang jaminan syurga itu, Allah berfirman yang artinya:

Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka (QS 9:111).
4. Keikhlasan yang tulus.

Hijrah merupakan perjalanan yang jauh, mencengkam dan sulit. Oleh kerana itu hijrah harus dilaksanakan dengan niat ikhlas agar kesungguhan kita terserlah demi Allah dan Rasul-Nya. Tanpa kesungguhan, tidaklah mungkin hijrah itu mampu terlaksana. Begitu juga dengan perjuangan. Keikhlasan itu perlu dalam perjuangan, kerana keikhlasan akan mencetus daya dorong untuk menzahirkan kesungguhan dalam perjuangan. Segala ujian musibah dan kesukaran dalam perjuangan akan dihadapi dengan sabar dan redha. Segala nikmat yang diperolehi sepanjang melalui jalan jihad, akan disyukuri dan diagih-agihkan nikmat tersebut sesame sahabat perjuangan yang lain. Andainya kita berjuang untuk mendapatkan perempuan, maka perempuanlah yang kita perolehi, bukannya kasih saying Allah dan rasul-Nya. Andainya kita berjuang agar orang mengatakan kita alim dan punya ilmu yang tinggi, maka gelaran anugerah manusialah yang kita perolehi.

Itu pula sebabnya Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang sangat kita kenal:

Sesungguhnya setiap amalan itu bergantung pada niatnya dan yang teranggap bagi tiap orang apa yang ia niatkan. Maka siapa yang berhijrah semata-mata kerana taat kepada Allah dan Rasulullah SAW-Nya, maka hijrah itu diterima oleh Allah dan Rasulullah SAW-Nya. Dan siapa yang hijrah kerana kerana keuntungan duniawi yang dikejarnya atau kerana perempuan yang akan dikahwininya, maka hijrahnya terhenti pada apa yang ia niat hijrah kepadanya (HR. Bukhari dan Muslim).

Tanpa keikhlasan dalam perjuangan, maka dengan ketidak ikhlasan kita itulah kita berburuk sangka dengan orang yang lebih mampu memperjuangkan hukum Allah. Dengan ketidak ikhlasan kita itu jugalah kita berani menuduh orang yang berusaha menegakkan Islam tetapi tidak sealiran dengan kita sebagai sesat. Dan kerana ketidak ikhlasan kita jugalah, kita mengelabui mata masyarakat dengan teori global yang pada hakikatnya adalah jumud. Hakikatnya kita sudah pun tertapis dari senarai orang-orang yang memperjuangkan hukum-hakam Allah.


5. Persaudaraan Yang Indah.

Setelah Rasulullah SAW dan para sahabatnya tiba di Madinah, sambutan luar biasa ternyata diperlihatkan oleh orang-orang Madinah, bahkan Rasulullah SAW sendiri sampai bingung harus tinggal dimana, bingung bukan kerana tidak ada tempat untuk baginda, tapi bingung kerana hampir semua orang Madinah menginginkan agar Rasulullah SAW menetap di rumah mereka. Oleh kerana itu Rasulullah SAW menyatakan “ biarkan unta ini berhenti, dimana dia berhenti, disitulah saya akan menetap.” Para sahabat yang lain juga diterima dengan senang hati untuk menetap di rumah kaum muslimin Ansar di Madinah, bahkan ada diantara orang-orang Ansar itu yang membahagikan hartanya menjadi dua untuk diberikan kepada orang Muhajirin serta menyiapkan jodoh seorang wanita yang soleha untuk diperisterikan sahabatnya dari kaum Muhajirin.

Inilah nilai ukhwah di kalangan kaum Muhajirin dan Ansar. Nilai ukwah yang ditunjukkan, tidak pernah menghalalkan yang haram. Nilai persaudaraan yang ditunjukkan bukanlah bermakna menjaga hati kawan yang melakukan kemungkaran dan berusaha menutup kemungkaran kawan sambil menafikan hukum yang telah diturunkan Allah. Sebaliknya berusaha membantu sahabatnya untuk menguatkan asas keimanan. Agar setiap suruhan Allah dapat dilaksanakan dengan hati yang tenang. Agar setiap larangan Allah dapat ditinggalkan walaupun nafsu masih berselera melakukannya.

Persaudaraan yang indah itu diperkukuh lagi oleh Rasulullah SAW dengan dibangunnya sebuah masjid yang kemudian diberi nama dengan masjid Nabawi, masjid yang difungsikan sebagai pusat pembinaan umat dan persaudaraan kaum muslimin merupakan sesuatu yang dibinanya.Bermula di masjidlah tarbiah dan ta'alim dilaksanakan. Maka role model kepada sistem kemasyarakatan dirancang, seterusnya perlaksanaannya dizahirkan oleh para sahabat. Para sahabat berfungsi berdasarkan bakat dan kepakaran di bidang masing-masing tanpa mempunyai rasa iri hati, hasad dengki, riyak dan ujub. Kesemuanya tunduk dan sujud kepada Allah SWT kerana mereka sedar hanya Allah tempat dipohon segala anugerah.

Ini merupakan isyarat dari Rasulullah SAW bahwa perjuangan yang berat dalam menegakkan ajaran Islam mesti ditopang dengan ukhuwah dikalangan kaum muslimin. Bila tidak disokong dengan ukhwah, meskipun potensi yang dimiliki oleh kaum muslimin sedemikian besar, tanpa ukhuwah akan membuat kaum muslimin menjadi tidak bermaya sehingga mudah dipermainkan oleh orang-orang kafir. Tanpa ukhwah, maka tercetuslah krisis. Tersenyumlah musuh Islam menanti masa untuk menangguk di air keroh.


6. Kebanggan Sebagai Muslim.

Sambutan yang sedemikian hangat, persaudaraan yang sedemikian indah dan kokoh serta pembangunan kota Madinah yang berhasil dilakukan oleh Nabi SAW dan para sahabatnya membuat kaum muslimin baik dari muhajirin maupun ansar semakin memiliki kebanggan sebagai muslim. Kebanggan sebagai muslim ini merupakan modal yang sangat bererti bagi perjuangan selanjutnya dan ini memang betul-betul terjadi.

Maka dengan kemajuan yang dicapai oleh kaum muslimin membuat orang-orang kafir Quraisy iri dan dengki, merekapun akhirnya meniup kembali api permusuhan dan dua tahun sesudah hijrah itulah meletus perang yang pertama antara kafir dengan muslim.

Perang sebenarnya sudah dihindari oleh Nabi SAW dengan hijrah ke Madinah, tapi kalau sudah hijrah mereka tetap saja menyerang, apa boleh buat; kalau musuh sudah menyerang tak pantas lagi kita lari. Dan peperangan pun dimenangkan oleh kaum muslimin. Dan inilah pendirian para pejuang. Seandainya kita sudah berusaha mengelakkan api permusuhan demi membina asas keimanan dan ukhwah, tetapi jika kita terus-terusan diserang sehingga menggugat usaha kita memperkemaskan asas keimanan kita, maka pertahankanlah usaha yang telah kita rintis. Jangan sampai role model yang sedang kita usahakan dihancurkan oleh manusia-manusia durjana yang ingin melihat kemungkaran merajalela di muka bumi Allah. Maka persiapkanlah diri kita untuk berhadapan dengan mereka yang ingin merosakkan keimanan kita.

Ini juga sebuah isyarat bagi kita bahwa kebanggan sebagai muslim itu memang sangat diperlukan agar seseorang bersedia menghadapi sebarang permasalahan sebagai seorang muslim. Kerana itu Allah memperingatkan kita agar tidak putus asa sebagai seorang muslim. Allah berfirman yang ertinya:

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman (QS 3:139).

Jadi saudara dan saudari sahabat seperjuangan sekelian. Saya menyeru kepada diri saya dan saudara-saudari, berjuanglah demi kemuliaan Islam. Harungilah ranjau halangan dalam perjuangan dengan sabar dan redha. Kuatkanlah pautan hati dengan Allah, agar kita merasa nikmat dalam penderitaan perjuangan ini. Semoga kita beroleh syurga dan kebahagiaan sebagai tempat rehat kita di akhirat.

wallahu'alam
zakieusof

Monday, 11 July 2011

penyakit was-was dalam islam : the untold stories

http://fkdkunsika.files.wordpress.com/2009/09/road_by_damnengine.jpg


 Penyakit Was-Was Dalam Islam

KERAGUAN adalah suatu fenomena lazim yang dihadapi manusia. Ia datang dan hilang tanpa diduga, namun dalam sesetengah kes, perasaan itu sukar dilenyapkan dan berpanjangan sehingga kerap mempengaruhi diri.

Bahayanya apabila ia bukan setakat menyukarkan seseorang menilai dan membuat keputusan terhadap sesuatu perkara, malah pada satu tahap mengakibatkan hati tidak tenteram.

Seringkali mereka yang dikuasai perasaan ini mengalami masalah dalam menentukan keseimbangan hidup seharian dan bagi umat Islam ia mengganggu tumpuan dalam aspek keimanan dan amal ibadat.

Perasaan ragu-ragu boleh disamakan dengan sangsi, waswas, syak hati dan bingung seperti diterangkan dalam Kamus Dewan.

Ditinjau lebih jauh ia juga disifatkan sebagai bisikan dan suara halus syaitan.

Syaitan berusaha sedaya upaya mengganggu manusia dengan menitipkan perkara bukan-bukan supaya timbul kecelaruan di dalam hati, malah kadangkala mempengaruhi keputusan akal.

Al-Quran ada menjelaskan perkara ini, antaranya ayat dari surah an-Nas, antara lain bermaksud: "Dari kejahatan pembisik, penghasut yang timbul tenggelam. Yang melemparkan bisikan dan hasutannya ke dalam hati manusia. (Iaitu pembisik dan penghasut) dari kalangan jin dan manusia."

Sahabat Nabi Muhammad s.a.w juga dilaporkan tidak terlepas daripada perasaan ragu-ragu dan syubhat.

Malah, sesetengah mereka datang kepada baginda mengadukan perkara terbabit.

Abu Hurairah menceritakan, beberapa orang sahabat Rasulullah datang dan bertanya: "Sesungguhnya kami mendapati di dalam diri kami suatu yang kami tidak mampu untuk mengucapkannya."

Rasulullah bertanya: "Apakah engkau mendapatinya?"

Sahabat menjawab: "Ya."

Rasulullah bersabda: "Itulah kejelasan iman." (Hadis riwayat Muslim)

Kejelasan iman itu dimaksudkan penolakan gangguan syaitan dan kebencian mereka terhadapnya.

Umat Islam diajar memohon perlindungan dari Allah apabila didatangi bahaya batin iaitu perasaan ragu-ragu dan ingatan buruk angkara makhluk yang tidak kelihatan, seperti syaitan dan jin serta dari tipu daya manusia.

Surah an-Nas adalah antara pelindung daripada bahaya terbabit.

Rasulullah ada menjelaskan ayat yang terkandung dalam surah an-Nas dan al-Falaq tidak ada tolak bandingnya bagi memohon pertolongan Allah daripada segala jenis bahaya.

Imam Muslim meriwayatkan hadis bermaksud: "Bacalah surah-surah (al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas) tiga kali apabila engkau berada pada waktu pagi dan tiga kali apabila engkau berada pada waktu petang supaya engkau terpelihara dan terselamat dari segala bahaya dan bencana."

Seorang alim bernama Syaqiq menerangkan mengenai bisikan syaitan di dalam diri manusia, katanya: "Tiada satu pagi pun melainkan duduk padaku syaitan dari empat penjuru, dari depanku, belakang, kanan dan sebelah kiriku."

Seterusnya dia berkata: "Janganlah engkau berasa takut, sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Kemudian dia membaca ayat 82 dari surah Taha, ayat 6 dari surah Hud, ayat 128 dari surag al-Araaf dan ayat 54 dari surah Saba pada setiap penjuru.

Ibrahim bin Hakim menceritakan; dari ayahnya, dari Ikrimah, dia berkata: "Ada seorang lelaki yang berpergian jauh (musafir), ternampak seorang lelaki sedang tidur dan dekatnya ada dua syaitan.

"Musafir terbabit mendengar satu antara syaitan itu berkata kepada temannya: Sila pergi dan rosakkan hati orang yang sedang tidur itu.

"Apabila syaitan itu menghampirinya dia berpatah balik kepada temannya dan berkata: Dia tidur dengan satu ayat yang membuatkan kita tidak menemui jalan kepadanya.

"Satu lagi syaitan datang kepadanya. Apabila menghampirinya, ia berpatah balik kepada temannya dan berkata: Engkau betul.

"Kemudian syaitan terbabit beredar dari tempat itu.

Musafir terbabit mengejutkan lelaki yang sedang tidur itu dan menceritakannya hal syaitan yang dilihatnya itu. Dia bertanya: Apa yang engkau baca ketika hendak tidur?

"Lelaki itu menjawab: Aku membaca ayat ini (maksudnya: Dan berapa banyak negeri yang Kami binasakan, iaitu datang azab seksa Kami menimpa penduduknya pada malam hari atau ketika mereka berehat pada tengah hari-ayat 4 surah al-Araaf). "

Mereka yang menghiaskan diri dengan takwa dan iman, malah selalu mengingati Allah sukar diganggu bisikan syaitan. Hati mereka tenang dan tidak mudah dipengaruhi, walaupun berdepan dengan cabaran dan godaan.

Ibnu Qayyim berkata, sangat perlu bagi seseorang agar tidak menghentikan lidahnya daripada berzikir kepada Allah. Dengan zikir seseorang dapat melindungi dirinya, sedangkan syaitan tidak dapat masuk kepadanya melainkan melalui pintu kelalaian.

Syaitan sentiasa mengintai manusia. Apabila manusia lalai dan mengantuk ia menerkamnya.

Apabila manusia berzikir kepada Allah, terancamlah musuh Allah itu dan berasa dirinya terhina dan tertunduk.

Ibnu Abbas berkata: "Syaitan itu seperti virus penyakit di hati manusia. Apabila manusia lalai dan lupa, syaitan beraksi dan apabila manusia ingat kepada Allah ia menyorok (lari bersembunyi)."

Tetapi tidak dinafikan, sesetengah pihak mengalami kesukaran menangkis ancaman terbabit walaupun selepas dibaca doa pelindung dan ini membuatkan diri semakin buntu memikirkan usaha terbabit.

Dalam hubungan ini Ibnu al-Jauzi ada membuat perumpamaan, katanya: "Ketahuilah sesungguhnya perumpamaan iblis terhadap orang yang takwa dan tidak adalah seperti seorang sedang duduk di hadapannya ada makanan dan daging.

"Seekor anjing melalui kawasan itu, kemudian dia berkata: Husy! Husy!.

"Anjing itu berlalu dan kemudian datang pada orang lain, juga terdapat makanan dan daging di hadapannya.

"Orang itu juga menghalau anjing terbabit dengan mengatakan: Husy! Husy!. Tetapi kali ini anjing tidak mahu meninggalkannya.

"Perumpamaan yang pertama adalah seperti orang yang takwa didatangi syaitan, ia mampu menghalau syaitan dengan zikir saja. Perumpamaan kedua seperti orang yang tidak takwa, syaitan tidak mahu lari darinya (walaupun dihalaunya dengan zikir)."

Justeru, bagi orang Islam yang ingin selamat dari bisikan syaitan dan tipu dayanya, hendaklah menyibukkan diri dengan ketakwaan, keimanan dan perlindungan kepada Allah. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah.

Wallahu 'alam

zakieusof

Sunday, 10 July 2011

takwa adalah fokus kedamaian dalam islam


islam 300x166 Takwa: Dasar Pokok Kedamaian dalam Islam 

Didalam Al-Quranul Karim diantara semua hukum yang paling ditekankan dibanding dengan hukum-hukum lainnya, adalah tentang takwa dan menjaga diri sendiri. Sebabnya adalah takwa memberi kekuatan untuk menghindarkan diri dari setiap keburukan, dan takwa  memberi kekuatan kepada manusia untuk maju kedepan dalam amal kebaikan.

Dan latar belakang mengapa Allah swt memberi penekanan terhadap takwa, karena takwa adalah jaminan bagi manusia untuk mendapatkan keselamatan. Dan untuk terlindung dari setiap macam fitnah atau cobaan takwa adalah sarana kekuatan yang paling ampuh. Seorang yang bertakwa terlindung dari banyak sekali bahaya pertengkaran. Sedangkan yang lain, yang tidak bertakwa banyak terlibat di dalam pertengkaran dan perselisihan, sehingga kadang-kadang sampai membawa kepada kebinasaan. Dan disebabkan berbagai prasangka buruk dan sifat terburu-nafsu dapat menimbulkan perpecahan dikalangan bangsa, sehingga memberi kesempatan terhadap para penentang untuk melakukan serangan.

Jadi, takwa adalah dasar pokok agama. Ketika takwa memuncak dikalangan orang-orang Islam masa awal, maka mereka mampu menyebarkan keselamatan dari Allah taala ke seluruh dunia. Dan orang-orang yang berjiwa suci pun terus terus bersama mereka sehingga Islam keluar dari negara Arab berkembang ke negara-negara Asia, sampai negara-negara Timur Jauh. Selanjutnya Islam mendapat kemajuan sampai ke benua Afrika dan benderanya terus berkibar sampai ke negara-negara Eropah.

Akan tetapi tatkala takwa semakin berkurang, keamanan dan kedamaian bertukar dengan sikap mementingkan diri sendiri (selfishness), kecintaan dan kasih sayang berganti dengan kekacauan dan kebencian, maka orang-orang muslim menjadi kosong dan hampa dari berkat-berkat ketakwaan itu, yang Allah taala tanamkan didalam hati orang-orang islam.

Allah taala – melalui perantaraan Rasulullah Muhammad saw – telah menurunkan ajaran yang terakhir kepada Yang Mulia Rasulullah saw untuk mengikis habis kekacauan dan kerusuhan. Sekarang juga ajaran inilah yang ditampilkan untuk merubah kegelapan menjadi cahaya terang-benderang. Sekarang juga ajaran inilah yang diamalkan untuk menyebar luaskan keselamatan dan mencegah keburukan dan kerusuhan. Meskipun orang-orang Islam zaman sekarang banyak yang telah terhindar dan hampa dari berkat-berkat ini, yang disebabkan oleh takwa yang lepas dari dalam hati mereka, dan tindakan mementingkan diri sendiri serta kebencian, setiap hari kian terus meningkat. Akan tetapi Allah taala telah berjanji kepada Nabi Muhammad saw pembawa syari’at terakhir, untuk memenangkan Agama Islam diatas agama-agama lain diseluruh dunia. Dan bagaimanapun Allah taala tidak akan menarik kembali janji-Nya ini. Jika terjadi kelemahan didalam usaha itu, maka penyebabnya hanyalah  karena kosongnya takwa di dalam kalbu orang Islam. Di dalam Islam tidak terdapat sesuatu kekurangan apapun.

Maka dengan ketakwaan setiap muslimlah yang akan mampu mengembalikan warisan iman yang sudah menghilang dari dalam kalbu umat Islam itu. Maka kewajiban setiap muslim untuk menyebar luaskan amanat keselamatan ke setiap penjuru dunia. Dan pengertian ini harus disematkan ke dalam hati setiap orang bahwa Islam bukanlah agama terorisme, atau agama kekerasan, melainkan agama yang mengembangkan kecintaan dan kasih-sayang. Islam menegakkan ajaran kedamaian dan keselamatan disetiap lapisan masyarakat. Di tingkat negara dan bangsa-bangsa di dunia, Islam menegakkan ajaran kedamaian dan keselamatan yang begitu indah sehingga tidak ada yang mampu membandingkan dengan ajaran agama lain dan memang tidak akan dapat dibandingkan dengan agama apapun di dunia. Dan tidak pula agama lain mampu menegakkan ajaran seperti itu. Dengan mengamalkan ajaran yang indah seperti inilah kedamaian dan keamanan dunia dapat ditegakkan.

Sejak perang dunia ke II, untuk menegakkan kedamaian dan keamanan dunia telah dibentuk sebuah perkumpulan dengan nama United Nations Organization (UNO) atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) namun kita lihat bagaimana hasilnya. Didalam perserikatan itu para pakar yang cerdas-cerdas bekerja sama membuat berbagai macam program dan rencana-rencana yang besar, mendirikan berbagai macam komite, mendirikan konsul keamanan (security councel), supaya melalui konsul ini keamanan dunia dapat ditegakkan dan persengketaan antara negara dapat diselesaikan, mengadakan survey tentang ekonomi karena hal ini dapat menjadi sebab timbulnya kerusuhan juga, dan untuk itupun telah didirikan sebuah konsul tersendiri. Dan juga telah didirikan juga sebuah pengadilan Internasional,  dan lain sebagainya.

Akan tetapi walaupun telah dibentuk berbagai macam komite, kita menyaksikan apa yang tengah terjadi didalam dunia sekarang ini, mereka menghadapi kegagalan. Semua kegagalan itu disebabkan tidak adanya taqwa didalam hati mereka. Beberapa Bangsa menjadi sombong dan takabbur disebabkan mempunyai kekayaan, kekuatan ekonomi, kekuatan politik, kekuatan ilmu pengetahuan lebih dari bangsa-bangsa lain, atau menganggap diri mereka menjadi negara yang paling aman di dunia sehingga merasa lebih unggul daripada negara lain. Mereka membagi kedudukan wakil tetap dan kedudukan wakil non tetap atau sementara, sehingga tidak mungkin akan terjadi keadilan diantara mereka tanpa ada pandangan mata rohani, tanpa pertolongan Allah taala dan tanpa adanya ketakwaan. Karena keputusan mayoritas  mempunyai kekuasaan, maka jika kepada kelompok yang kuat ini diberi kekuasaan untuk membuat keputusan, keputusan itu tidak dapat menjadi penyebar keselamatan.

Maka jika dunia ingin memberi keputusan tentang keselamatan, mereka harus mengikuti ajaran yang telah diberikan oleh Allah taala kepada Rasulullah saw. Yang didalamnya terdapat takwa sebagai syarat.
Di dalam Surah Al Hujurat ayat 13 Allah taala berfirman :
"Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan; dan Kami telah membuat kami berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya kamu dapat saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah yang paling bertakwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal.”
Itulah ajaran Islam tentang persaudaraan. Dan itulah perintah Allah Allah untuk menegakkan persaudaraan secara Islam dan untuk menegakkan keselamatan di seluruh dunia. Setiap orang mu’min yang bertakwa kepada Allah diperintahkan untuk menerapkan ajaran persaudaraan ini pada dirinya sendiri secara sempurna dan untuk menyebarkannya keseluruh dunia. Inilah perintah yang dapat menjalin kecintaan dan kasih-sayang serta persamaan satu dengan lain. Kalau tidak berapapun banyaknya komite keamanan dibentuk mereka tidak akan mampu mengatasi keresahan didalam bangsa-bangsa di dunia, karena negara-negara super power telah menempatkan diri mereka jauh lebih berkuasa dari negara-negara lain. Maka keselamatan dan kedamaian dunia dapat terjamin dan keresahan bangsa-bangsa dapat diatasi apabila sikap kedustaan dan kezaliman sudah dapat dihapuskan dari kalangan mereka. Keresahan bangsa-bangsa di dunia tidak akan dapat dihapuskan selama takabbur karena darah keturunan, dan karena darah kebangsaan belum dikeluarkan dari dalam benak mereka.

Semua Manusia Sama di sisi Tuhan.

Di dalam dunia ini, keamanan dan kedamaian tidak dapat ditegakkan selama di dalam pikiran setiap jenis keturunan, setiap jenis bangsa, setiap penduduk negara ataupun para pemegang pemerintahan belum tertanam kesadaran bahwa mereka semua adalah berasal dari anak keturunan Adam yang sama dan mereka dilahirkan dari pasangan jenis laki-laki dan perempuan. Dan kedudukan kita semua sebagai manusia adalah sama disisi Tuhan. Jika dalam pandangan Tuhan, seseorang dianggap mulia tiada lain adalah karena ia seorang bertakwa kepada-Nya. Dan nilai ketakwaan seseorang tidak dapat diketahui oleh siapapun kecuali oleh Allah taala sendiri. Tidak ada orang yang patut mengatakan dirinya sebagai orang bertakwa dan dia tidak dapat mengukur atau menilai ketakwaan dirinya sendiri.

Jadi pesan Alquran kepada dunia adalah jelas, bahwa  kedudukan kita dan martabat kita lebih baik dan lebih tinggi dari orang lain, bukan karena keturunan, bukan karena bangsa, bukan karena warna kulit, bukan karena kekayaan dan tidak pula karena kelebihan martabat kita ditengah-tengah masyarakat, bukan karena kekuasaan suatu bangsa menjajah bangsa yang lemah, dari pandangan dunia mungkin saja dianggap kelebihan, akan tetapi dipandangan Tuhan tidak mempunyai hakikat apapun. Dan setiap perkara yang tidak diterima disisi Allah taala, tidak akan berhasil mengusahakan sesuatu maksud yang baik sekalipun menggunakan fasilitas yang sangat cukup dan baik.

Sesuai ajaran Islam semua keturunan manusia adalah sebuah keluarga. Dan apabila semuanya tinggal dalam bentuk satu keluarga, maka tentu akan saling memperhatikan keselamatan dan kedamaian satu sama lain sebagaimana lazimnya anggota keluarga tinggal saling cinta-mencintai satu sama lain.

Didalam ayat itu Allah taala hanya memberi pandangan tentang kabilah atau bangsa, supaya dapat saling mengenal satu sama lain, misalnya ini bangsa Pakistan, ini bangsa Inggris, bangsa German, ini bangsa Afrika, sedangkan sebagai manusia kita semuanya sama. Perasaan orang kaya sama seperti perasaan orang miskin sebagai manusia. Perasaan yang dimiliki orang-orang Eropa perasaan itu juga yang dimiliki orang-orang Afrika dalam kedudukannya sebagai manusia. Perasaan yang dimiliki orang-orang Timur perasaan itu juga yang dimiliki oleh orang-orang Barat dalam kedudukan mereka sebagai manusia. Maka setiap orang harus menghargai perasaan yang lain. Jika saling menghargai perasaan satu sama yang lain pasti akan dapat hidup bersama-sama dalam kedamaian dan keselamatan.

Maka setiap bangsa yang diberi keistimewaan oleh Allah taala, biasanya setiap bangsa mempunyai ciri khas masing-masing, maka ambillah manfaat sebesar-besarnya daripadanya supaya suasana kecintaan dan kasih-sayang satu sama lain dapat diciptakan untuk selama-lamanya. Maka hal itulah kriteria untuk menciptakan keselamatan secara kekal sesuai dengan ajaran Islam. Kalau tidak, sebagaimana telah saya katakan berapapun banyaknya konsul-konsul keamanan atau organisasi-organisasi telah didirikan untuk menegakkan kedamaian dan keselamatan yang kekal tidak akan berhasil. Dan ajaran Islam ini bukan terbatas hanya sebagai teori saja, namun sejak zaman Rasulullah saw ajaran itu telah diamalkan, beliau sangat mencintai rakyat miskin dan kasih-sayang terhadap anak-anak yatim, kasih sayang terhadap para sahaya, dan membela hak-hak masyarakat lemah tak berdaya, membebaskan budak-budak belian, menempatkan kedudukan mereka didalam masyarakat. Bilal r.a. Seorang budak belian berasal dari Afrika telah dibela haknya untuk dibebaskan dari majikannya, akan tetapi pada waktu itu tidak ada masalah identitas kebangsaan didalam masyarakat. Karena Rasulullah saw telah menempatkan kedudukan Bilal r.a. begitu luhur sehingga Khalifah Umar telah memanggil beliau dengan sebutan Sayyidina Bilal. Demikianlah caranya memberi standar kedamaian  dan keselamatan ditengah masyarakat.

Didalam Hujjatul Wida (Khutbah Haji terakhir) Rasulullah saw secara terbuka telah bersabda: “Kamu semua adalah anak cucu Adam, oleh karena itu, Bangsa Arab tidak mempunyai kemuliaan secara istimewa diatas orang-orang Non Arab dan tidak pula orang-orang Non Arab mempunyai kelebihan diatas orang-orang Arab. Demikian juga halnya keturunan atau warna kulit bukan kelebihan atau keistimewaan sesuatu bangsa atau kaum.” Demikianlah masyarakat yang indah yang telah diciptakan oleh Rasulullah saw. Dan masyarakat seperti inilah yang harus dibina setiap muslim dalam kehidupan bermasyarakat baik tingkat mayarakat lokal maupun internasional.

Ajaran Kedamaian Islam

Setelah itu Allah taala telah menurunkan perintah untuk menciptakan kedamaian dan keselamatan dunia, yang cukup untuk menutup mulut orang-orang yang menuduh Islam dikembangkan dengan pedang dan memberi perintah untuk melakukan teror. Sebaliknya Allah taala memberi perintah kepada kaum muslimin untuk tidak melakukan tindakan sembarangan dan kekerasan terhadap mereka yang tidak memerangi kita, berbuatlah baik terhadap mereka dan perlakukanlah mereka secara adil sesuai dengan hukum Islam, baik mereka itu orang-orang Yahudi ataupun Nasrani atau penganut agama apapun.
Seperti firman-Nya didalam Al-Qur’an surah Al Mumtahinah ayat 8 sebagai berikut :
“ Allah tidak melarang kamu berbuat baik terhadap mereka yang tidak memerangi kamu disebabkan agama-mu dan yang tidak mengusir kamu dari negerimu; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.”
Didalam ayat ini terdapat isyarah juga terhadap perintah, seperti yang terdapat didalam surah lain, jika untuk mencegah kerusuhan kita harus mengangkat senjata, maka kita dapat melakukannya. Dalam kapasitas sebagai bangsa atau pemerintah, bisa saja suatu Negara mengumumkan perang terhadap orang-orang yang berbuat kerusuhan dan mengangkat senjata untuk memerangi Negara tersebut. Akan tetapi dengan izin ini bukan pula dimanfaatkan mengambil kesempatan memerangi mereka yang tidak ikut berperang, tidak melakukan kerusuhan, yang tidak berusaha untuk menghancurkan, maka untuk keadaan seperti itu kewajiban suatu Negara adalah berlaku adil dan berbuat kebaikan terhadap mereka dan berlaku ramah terhadap mereka. Itulah perintah yang Allah taala telah turunkan kepada kita. Pengumuman perang hanya dilakukan terhadap mereka yang benar-benar bertujuan untuk membuat kerusuhan dan melakukan serangan terhadap kita. Allah taala tidak memberi izin untuk bersahabat dengan mereka dan tidak pula Dia mengizinkan untuk mencintai mereka. Akan tetapi terhadap mereka yang tinggal dengan aman dan netral, Allah taala tidak mengizinkan untuk memerangi.

Dalam hal ini harus dijelaskan juga bahwa sesuai dengan ajaran Islam, mengumumkan perang terhadap musuh atau membangkitkan reaksi terhadap mereka adalah tugas pemerintah bukan tugas perorangan atau kelompok-kelompok kecil maupun besar. Jika terjadi pelanggaran, maka didalam pemerintahan itu sendiri akan timbul sebuah huru-hara yang membahayakan. Dan dengan sangat disesalkan hal inilah yang sekarang sedang terjadi di banyak negara orang-orang Islam di dunia. Kita dapat menyaksikan bahwa mereka membuat kerusuhan didalam negeri mereka sendiri. Dengan demikian nama baik agama dan orang-orang muslim sendiri sudah menjadi sangat tercemar.

Ajaran Islam untuk tidak Saling Memaki dan memburuk-burukkan

Ada lagi perintah dari Allah taala yang sangat penting sekali berkaitan dengan dunia Internasional  khususnya dengan konsul keamanan Internasional; sebagaimana Allah taala berfirman didalam Al-Qur’an surah Al An’am ayat 108 sebagai berikut 
“ Dan janganlah kalian memaki apa yang diseru mereka selain Allah, maka mereka akan memaki Allah karena rasa permusuhan tanpa ilmu. Demikianlah Kami menampakkan indah kepada tiap-tiap ummat amalan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, maka Dia akan memberitahukan kepada mereka apa-apa yang dahulu mereka kerjakan.”
Dalam ayat ini betapa indahnya Allah taala mengajarkan adab dan sopan santun terhadap penyembah berhala sekalipun bahwa janganlah kita mencaci maki berhala-berhala orang musyrik,  karena dengan itu mereka akan ballik mencaci-maki Tuhan kita, karena memang mereka tidak tahu siapa Tuhan kita ini !

Lihatlah, sekalipun menurut ajaran Tuhan, berhala itu tidak mengandung arti apa-apa, namun Allah taala telah mengajarkan akhlak kepada orang-orang muslim agar jangan mengeluarkan kata-kata buruk terhadap patung-patung persembahan orang-orang musyrik. Berilah mereka pengertian dengan lemah-lembut agar mereka faham dan tidak melemparkan caci maki terhadap Tuhan dengan mulut kasar. Untuk menjaga keamanan, caci-maki mereka jangan ditanggapi, lebih baik diam.

Demikianlah perintah Islam demi menegakkan kedamaian dan keselamatan di dalam masyarakat diatas dunia ini. Jika setiap keburukan dijawab dengan keburukan lagi, berarti menimpakan keburukan itu pada diri sendiri. Penentang Islam yang menghina dijawab dengan penghinaan lagi, akhirnya penghinaan itu dapat mereka lemparkan kepada pemimpin kita. Permisalan yang diberikan kepada orang-orang muslim itu sangat keras artinya bahwa setiap perkataan mereka harus mengandung hikmah, bila saja mereka berkata-kata. Namun jangan menunjukkan sifat pengecut dan jangan ada segi kemunafiqan didalamnya melainkan harus berpegang dengan sesungguhnya kepada perintah Allah taala tersebut. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa Allah taala dengan perumpamaan-Nya yang begitu keras memberi pengertian kepada kaum muslimin, bahwa dengan memberi jawaban yang salah akan mengakibatkan Tuhan kita akan menjadi sasaran caci-maki mereka itu. Dan karena ghairat orang-orang muslim terhadap Tuhan sangat tinggi, maka biasanya akan tersayat hatinya mendengar caci-maki mereka itu. Maka jika kita memberi jawaban yang salah sehingga mereka menghina Tuhan, maka kitalah yang akan bertanggung jawab atas perbuatan mereka itu. Demikian juga jika kita mengeluarkan kata-kata tidak baik terhadap para pembesar, atau para pemimpin mereka, maka merekapun akan membalas dengan serangan terhadap para pemimpin kita.

Berkenaan dengan hal itu terdapat sebuah hadis bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Janganlah kamu memaki bapakmu sendiri! Seorang bertanya, Ya Rasulullah!  Siapa yang memaki bapaknya sendiri? Beliau bersabda: Jika kamu memaki bapak seseorang, maka dia akan menjawab dengan memaki bapak kamu. Hal itu sama saja dengan memaki bapak kamu sendiri.!”
Demikianlah ajaran Islam untuk mencegah keburukan dan untuk menyebar luaskan keselamatan dan kedamaian dimuka bumi.

Cara menghadapi Olok-olok kaum Kafir

Fenomena yang sekarang kita hadapi adalah bagaimana menghadapi mereka yang tidak mau berhenti memperolok-olokkan dan menghina Islam. Bagaimana usaha yang harus dilakukan terhadap mereka itu? Tentang ini Allah taala telah memberi tahu bahwa kita harus berbicara dengan etika kesopanan yng baik terhadap orang-orang yang bernasib malang itu, kita harus menampilkan perilaku Islam yang sesungguhnya didepan mereka. Sehingga mereka akan terkesan bahwa kita orang baik-baik.

Pada akhirnya setelah meninggalkan dunia ini merekapun akan kembali kepada Tuhan. Apabila mereka akan berjumpa dengan Allah taala, maka Allah taala sendiri akan membalas apa yang mereka lakukan didunia ini. Allah taala berfirman didalam Al-Qur’an surah Al Qaf ayat 24-26 sebagai berikut :
“Kami berfirman kepada keduanya, “Campakkanlah oleh kamu berdua kedalam neraka setiap musuh yang ingkar akan kebenaran-Penghalang kebaikan, pelanggar batas, peragu- Yang menjadikan persembahan lain disisi Allah, maka campakkanlah dia oleh kamu berdua kedalam azab yang sangat keras.
Demikianlah bagaimana Allah taala akan berlaku terhadap mereka dihari akhirat nanti. Pekerjaan apapun yang Allah taala sendiri telah mengambil tanggung jawab atasnya, kita tidak perlu khawatir tentang itu.

Sekarang dunia Islam sedang disibukkan dalam upaya sentimen terhadap Agama Islam, misalnya Salman Rushdi, pelecehan Nabi Muhammad saw dengan memuat kartun-kartun yang mencemoohkan, atau Geert Wilders dengan film Fitna nya. Orang-orang seperti dia ini setidak-tidaknya mesti ada yang mereka sembah. Apakah berupa organisasi dunia ataupun berupa manusia yang dianggap sangat besar olehnya atau suatu pemerintahan dunia yang dianggap sebagai sembahannya. Untuk orang semacam inipun Allah taala sudah menyediakan urusannya.

Dengan melakukan tindakan kerusuhan atau menganggap bunuh diri melawan mereka diperbolehkan atau reaksi dari pihak kita harus begini dan begitu, dengan mengumbar slogan-slogan, maka hal demikian sesungguhnya justru telah mencoreng nama baik Agama Islam sendiri. Dengan menampilkan perlakuan demikian tidak akan membawa hasil apapun untuk agama selain nama buruk. Atau dengan dilakukannya tindakan-tindakan kerusuhan atau protes-protes tidak membawa kemaslahatan apapun melainkan hanya kerugian.

Mereka yang telah melakukan penghinaan terhadap Islam atau terhadap Rasulullah saw, sebenarnya mereka  telah melakukan penghinaan terhadap para Malaikat dan terhadap Allah taala. Untuk Rushdi yang telah membuat tulisan sangat menyerang dan menghina itu beberapa tahun sebelum ini, sekarang sebuah pemerintah apapun alasannya, tanpa menghiraukan perasaan orang-orang muslim diseluruh dunia telah memberikan piagam atau penghargaan sebagai hadiah kepada orang seperti itu, maka urusannya dia akan berhadapan dengan Tuhan dan Tuhan akan bertindak sendiri terhadapnya.

Hal itu terjadi bukan berarti kebaikan telah lenyap di Eropah, atau di Eropa sudah tidak ada lagi orang-orang baik. Masih banyak orang-orang yang baik hati, di Inggris sendiri banyak orang-orang baik, sehingga para anggota parlemen Inggris sangat keberatan terhadap kejadian ini. Mereka mengatakan dengan memberikan piagam penghargaan itu tidak ada faedahnya sama sekali, bahkan akan memicu suasana pergolakan yang akan menghancurkan kedamaian dan keselamatan dunia.

Beberapa tahun yang lalu sekitar 10 tahun yang lalu, ketika ia menulis sebuah buku penghinaan itu, dia tidak berdiri sendiri, banyak orang berdiri dibelakangnya sebagai master-mind nya untuk melakukan penghinaan terhadap Islam. Banyak orang yang telah menyelidiki dan hasilnya membuktikan bahwa dia dipicu oleh sekelompok orang untuk mengadakan persekongkolan yang sangat besar dan berbahaya untuk menghasut dan membakar kemarahan ummat Islam seluruh dunia. Mereka ingin mengambil faedah yang jahat dibalik reaksi kemarahan ummat Islam seluruh dunia.

Sekarang jika timbul reaksi dari beberapa kelompok Islam kemudian berhenti lagi, tidak ada faedahnya sedikitpun. Dengan membakar bendera-bendera, mengadakan protes dimana-mana, hal itu tidak dapat melemahkan persekongkolan mereka yang begitu luas dan besar serta tersusun rapi. Dengan melakukan tindakan yang demikian ingin mencapai maksud yang semu, bagaimana akan berhasil, bahkan langkah tersebut justru seakan memberi dukungan terhadap tuduhan musuh-musuh Islam bahwa Islam adalah sebuah agama kekerasan.

Reaksi sebenarnya yang harus dilakukan oleh ummat Islam adalah kita harus menerapkan ajaran Islam yang sejati diatas diri kita sendiri lebih dari waktu sebelumnya. Supaya mulut dunia berhenti dengan sendirinya dari tuduhan-tuduhan palsu mereka. Dan banyak-banyaklah mengirim sholawat kepada Yang Mulia Rasulullah saw, supaya umat beliau semakin meningkat maju. Tampilkanlah tauladan suci beliau kepada dunia.

Dasar Keselamatan Dunia

Hukum Allah taala didalam Al-Qur’an mengatakan bahwa dasar keselamatan dunia adalah keadilan. Bagaimanakah standar keadilan itu? Tentang ini Allah taala berfirman didalam surah Al Maidah ayat 8 sebagai berikut
“Wahai orang-orang yang beriman! Hendaklah kamu berdiri teguh karena Allah, menjadi saksi dengan adil; dan janganlah kebencian sesuatu kaum mendorong kamu bertindak tidak adil. Berlakulah adil; itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan.
Permusuhan Kaum yang memusuhi kita, jangan menghentikan kita dari bersikap adil terhadap mereka. Tetaplah berdiri diatas keadilan karena disitulah letaknya Taqwa. Kita semua menyadari betapa susahnya berlaku adil terhadap bangsa-bangsa yang membenci tanpa hak, menyakiti, menumpahkan darah dan mengusir dan membunuh anak-anak dan perempuan-perempuan, seperti yang dilakukan oleh orang-orang kafir Mekkah terhadap orang-orang muslim. Akan tetapi Al-Qur’an tidak menyia-nyiakan hak mereka sekalipun hendak membunuh, bahkan mewasiatkan untuk berlaku adil dan jujur terhadap mereka. berlaku baik terhadap musuh mudah sekali, namun menjaga hak-hak musuh dan bersikap adil terhadap mereka adalah pekerjaan yang sangat susah dan hal itu merupakan pekerjaan orang-orang pemberani. Berbicara sambil santai dan dengan sopan terhadap musuh adalah pekerjaan mudah saja. Akan tetapi bersikap adil terhadap mereka dan melupakan permusuhan mereka adalah pekerjaan yang sungguh besar dan susah. Pekerjaan yang memerlukan hati yang betul-betul kuat dan tegar.

Di dalam ayat ini Allah taala tidak membahas masalah kecintaan akan tetapi standar kecintaanlah yang dibahas. Maka orang yang berlaku adil terhadap musuh yang sekalipun hendak membunuhnya dan ia tidak memberi maaf terhadapnya ia tidak dapat mencintainya dengan sesungguhnya. Dan memang Allah taala tidak memerintahkan agar mencintainya, namun standar kecintaan kita harus ditunjukkan walaupun musuh itu sudah melampaui batas kejahatannya seperti perlakuan orang-orang musyrik Mekah terhadap orang mu’min dan terhadap Rasulullah saw, mereka menyiksa, menganiaya dan membunuh orang-orang mukmin. Namun demikian firman-Nya, terhadap orang-orang demikianpun kita harus berlaku adil. Dengan cara demikian kecintaan dapat tumbuh berkembang. Itulah kecintaan sejati yang akan mampu mengembangkan amanat kedamaian dan keselamatan yang sesungguhnya keseluruh dunia.

Demikianlah standar ajaran Islam yang sejati. Apabila kecintaan sejati dan tuntutan keadilan dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya maka keselamatan Islam sejatipun dapat dikembangkan. Tauladan yang sangat indah Rasulullah saw-lah  disaat terjadi fatah Mekkah yang telah menarik pembesar-pembesar kuffar Mekah masuk kedalam pangkuan Islam. Tauladan suci beliau itu telah menjadi sumber keselamatan bagi musuh-musuh beliau.

Pengumuman yang beliau kumandangkan :

Tiada celaan lagi atas kamu pada hari ini !!keselamatan sejati semakin harum semerbak memenuhi lorong-lorong kota Mekah dan keharumannya berlanjut semerbak kemana-mana.

Itulah sarana yang diperlukan untuk menegakkan kedamaian dan keselamatan dunia. Kalau tidak, berapapun banyaknya negara-negara besar dunia yang mencintai keadilan, namun mereka hanya menjadi alat persekongkolan belaka dan mereka hanya menjadi kaki-tangan negara-negara kuat yang menguasai ekonomi dunia. Sekalipun secara teori mereka menyerukan dan menggembor-gemborkan untuk menciptakan keamanan dan kedamaian dunia, akan tetapi praktek sebenarnya, mereka telah menciptakan berbagai macam kerusuhan dan keresahan baik didaratan maupun dilautan.

wallahu 'alam
zakieusof - syukran blog agama islam - menyebarkan cahaya islam