
Friday, 11 November 2011
Friday, 4 November 2011
Monday, 31 October 2011
Berniaga Dengan Allah

Dalam kegiatan sehari-hari, kita tidak lepas dari kegiatan berjual beli. Ada yang berjual beli barang, jasa bahkan dengan Allah-pun kita dapat melakukan perniagaan(jual-beli).
Seperti yang dikatakan dalam firman-Nya surat Faatir ayat 29 :
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah dan tetapmendirikan sembahyang serta mendermakan dari apa yang Kami kurniakan kepada mereka, secara bersembunyi atau secara terbuka, mereka (dengan amalan yang demikian) mengharapkan sejenis perniagaan yang tidak akan mengalami kerugian;
Dari kutipan ayat suci diatas, jelas bahwa ada 3 point agar Allah mau bertransaksi dengan kita, yaitu dengan jalan membaca kitab Allah, mendirikan shalat, lalu berinfaq secara sembunyi dan terang-terangan. Jikalau kita dapat menghayati ayat diatas dengan keimanan yang sungguh-sungguh, maka niscaya perniagaan kita tidak akan mengalami kerugian.
1. Membaca kitabullah tidak saja dengan hanya membaca arab-nya saja, namun diikuti dengan terjemahannya. Sehingga kita dapat mengambil manfaat dan menerapkan ayat tersebut dalam kehidupan kita. Jika mengalami kesulitan dalam memahami ayat, maka dianjrkan mencari ulama/guru yang dapat menerangkannya. Dengan banyaknya alim ulama dan kemudahan-kemudahan teknologi seperti internet kita dapat mencari atau menemukan jawaban/ maksud dari satu ayat. Maka perbanyaklah datang ke majelis-majelis ta”lim. Lebih banyak didapat referensi lebih mudah kita memahami ayat-ayat Allah.
2. Mendirikan Shalat bagi umat islam adalah wajib. Seperti dikatan dalam hadits, bahwa shalat itu tiangnya agama. Maka jika tiangnya saja tidak kuat, bagaimana agama Allah ini akan dapat berdiri dengan baik, seperti kita tahu bahwa islam adalah rahmatan lil alamin. Bagaimana dapat menjadi rahmat bagai alam semesta kalau saja shalat saja tidak dikerjakan oleh umatnya. Dalam konteks mendirikan shalat ada pendapat beberapa ulama, ada yang menyatakan bahwa hanya dengan mengerjakan saja dengan khusyuk, namun ada pula yang berpendapat bahwa esensi dari shalat itu sendiri harus tampak dalam kehidupan sehari-hari. Seperti kita tahu gerakan dalam shalat ada berbagai posisi seperti diantaranya: berdiri, ruku dan sujud. Inipun dapat melambangkan Habluminallah (hubungan kepada Allah)-(berdiri), Habluminannaas (hubungan sesama manusia)-(ruku”) dan ketundukan/kepasrahan total kepada sang pencipta(sujud).
Pembacaan surat Alfaatihah (sebagai umul Qur”an) yang isinya adalah puja-puji kepada Allah dan kepasrahan kita untuk hanya bergantung pada Allah dan memperoleh bimbingan-Nya. Ini jika dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari, dapat menjadikan pribadi-pribadi muslim yang baik dan benar. Maka sebutan rahmatan lil alamin dapat dilihat dari sikap para pemeluknya.dan masih banyak lagi simbol-simbol yang dapat diambil hikmahnya dalam shalat.
3. Disetiap rizki yang kita dapat, ada hak orang lain (fakir, miskin, yatim-piatu, musafir, mualaf orang-orang yang terjepit hutang dst.) Sering kita dengar dalam ceramah-ceramah keagamaan. Butuh pemahaman yang dalam dari kata-kata tersebut. Namun jika kita cermati dengan seksama dan tentunya dengan keimanan yang baik, maka kata-kata tersebut dapat kita pahami bahkan dapat kita lakukan dengan ikhlas. Seperti kita tahu Allah memberikan rizki bagi setiap makhluknya. Rizki tersebut sudah diatur sedemikian rupa sehingga tidak akan tertukar. Allah mensisipkan rizki makhluknya di dalam rizki makhluknya yang lain agar masing-masing makhluknya dapat selalu berinteraksi(silaturrahim), dan berbagi. Sebagai contoh : Allah mensisipkan rizki para fakir kedalam rizki kita, agar kita dapat menjadi peka(berempati) terhadap apa yang dialami si-fakir. Jika kita percaya bahwa apa yang disisihkan dari rizki kita akan diganti oleh Allah(QS:Al Anbiyaa” :47), maka kita dengan senang hati mengeluarkannya. Masalahnya yang timah kita tidak cukup mengimani hal tersebut, terbukti masih seringnya kita bersifat kikir (bakhil) dalam mengeluarkan hak fakir tersebut. Dikarenakan kita masih berfilkir bahwa apa yang kita dapat adalah mutlak hasil kerja keras kita, mereka si-fakir menjadi fakir karena itu memang salah mereka atau mereka kurang bekerja keras atau bahkan kurang beruntung. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah :261
Bandingan (derma) orang-orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah sama seperti sebiji benih yang tumbuh menerbitkan tujuh tangkai; tiap-tiap tangkai itu pula mengandungi seratus biji. Dan (ingatlah), Allah akan melipatgandakan pahala bagi sesiapa yang dikehendakiNya, dan Allah Maha Luas (rahmat) kurniaNya, lagi Meliputi ilmu pengetahuanNya.
Jika kita mengimani ayat diatas maka dengan sukarela kita mengeluarkan apa yang menjadi hak si-fakir. Jika kita mencoba untuk bersifat kikir, maka Allah akan mengambilkan hak si fakir dari kita dengan cara lain (dipaksa atau dalam jumlah yang besar), bisa dengan cara kehilangan, kecurian atau hal-hal yang merugikan yang lain. Oleh karena itu pahami dan lakukan. baik dengan terang-terangan (dengan maksud agar dapat memberi imbas kepada umat yang lain untuk ikut berinfaq – bukan untuk bersifat riya” ), atau dengan sembunyi (dengan hanya mengharapkan keridha-an Allah). dan saat kita menuai hasil (kalau petani, saat menuai panen. kalu orang yang bekerja pada satu perusahaan pada saat menerima gaji, jika pengusaha pada saat menerima untung). perhatikan surat Al an”aam: 141 dibawah ini :
Dan Dia lah (Allah) yang menjadikan (untuk kamu) kebun-kebun yang menjalar tanamannya dan yang tidak menjalar; dan pohon-pohon tamar (kurma) dan tanaman-tanaman yang berlainan (bentuk, rupa dan) rasanya; dan buah zaitun dan delima, yang bersamaan (warnanya atau daunnya) dan tidak bersamaan (rasanya). Makanlah dari buahnya ketika ia berbuah, dan keluarkanlah haknya (zakatnya) pada hari memetik atau menuainya; dan janganlah kamu melampau (pada apa-apa jua yang kamu makan atau belanjakan); sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampau .
wallahu 'alam
zakieusof .. bersedekah dengan keikhlasan, infaq ke jalan Allah jelas membuktikan rezki yang melimpah samada sedar atau tidak..bukan berupa wang ringgit namun termasuk kesihatan tubuh badan, kelapangan dada dan perlindungan yang Allah berikan dari melakukan perkara2 mungkar dan dihindari dari sebarang musibah
Monday, 17 October 2011
Monday, 3 October 2011
Sunday, 2 October 2011
Sunday, 25 September 2011
Natural Phenomena - Kebesaran Maha Pencipta

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” [QS. Al- Fushshilat]
Hukum Hudud - Satu definasi

Hari ini nikmat amal ingin mengajak ahli jemaah sekalian keluar dari persepsi di atas dan melihat kembali hudud di sudut hukum Islam yang sebenar. Barangkali benarlah, “tidak kenal maka tidak cinta”, ramai yang tidak kenal dengan hudud lalu mereka membencinya, apatah lagi jika sering diberi gambaran salah tentang hudud.
Sebenarnya hudud ialah satu dari hukum-hukum Islam yang melibatkan kesalahan jenayah. Selain hudud ialah qisas dan takzir.Hudud ialah hukum yang ditentukan oleh Allah atas beberapa kesalahan terhadap Allah dan ia telah ditetapkan bentuk hukumannya. Hukuman itu tidak boleh dimaafkan oleh manusia tetapi yang bersalah boleh bertaubat kepada Allah.Kesalahan hududApakah kesalahan seseorang manusia yang membabitkan Allah? Terdapat kesalahan yang disepakati oleh ulama dan ada juga yang masih khilaf.
Senarai yang sepakati ialah:
1. Kesalahan zina; perbuatan perhubungan seks antara dua jenis sama ada secara paksa atau rela, sama ada bujang, janda ataupun duda. Perbuatan itu tidak sampai mencerakan orang lain.
2. Kesalahan qazaf (menuduh); perbuatan menuduh orang baik sebagai berzina tanpa membawa empat orang saksi atau bukti. Tuduhan ini boleh jadi suami terhadap isteri atau orang lain terhadap mana-mana perempuan.
3. Kesalahan mencuri; perbuatan mencuri barang berharga orang lain atas niat jahat dalam kadar tertentu. Perbuatan itu tidak mengakibatkan kecederaan orang lain.
4. Kesalahan minum arak; perbuatan minum arak sama ada sedikit atau banyak. Perbuatan itu tidak sampai mencederakan orang lain.Senarai yang tidak disepakati ialah:
1. Kesalahan meninggalkan solat fardu; mereka meninggalkan solat atau niat mengikari ajaran Islam malah mereka bangga tidak melakukan solat.
2. Kesalahan murtad; mereka yang telah memeluk Islam tetapi bertindak keluar daripada Islam sama ada secara suka atau paksa.
Semua kesalahan di atas dianggap melakukan kesalahan terhadap Allah dan mereka wajar diberi hukuman hudud. Hukuman ini perlu dilaksanakan oleh pemerintah yang sah, bukan individu yang mendakwa dia berkuasa. Hukuman ini tidak boleh bertolak ansur apatah lagi dimaafkan oleh pihak tertentu.Bentuk hukum itu juga telah ditentukan oleh Allah iaitu untuk kesalahan zina, sebat 100 kali rotan bagi yang bujang sama ada lelaki mahupun perempuan. Tetapi rejam dengan batu sehingga mati bagi mereka yang berkahwin.Bagimanapun jika mereka bertaubat dalam tempoh kesalahan itu sama ada semasa menunggu hukuman dia terlepas lari atau kerana belum ada hukuman hudud dalam negara itu, Allah bersedia menerimanya.
Mereka yang bertaubat adalah seperti tidak dosa lagi, demikian janji Allah.Perlu diingat kesalahan zina tidak sampai melibatkan keceraan atau kematian seseorang. Jika berlaku begitu lelaki yang terlibat telah melakukan dua kesalahan iaitu kesalahan di bawah hudud dan satu lagi kesalahan di bawah qisas yang akan dibincangkan nanti.Bagi kesalahan qazaf (menuduh), pelakunya dikenakan hukuman sebat 80 kali rotan. Kes ini sering berlaku dalam masyarakat kita tanpa mereka sedari bahawa yang demikian satu dosa qazab. Sebagai contoh, suami melihat isterinya keluar dengan seorang lelaki dan kebetulan isterinya mengandung, lalu dia menuduh isterinya curang kepadannya.Perbuatan suami itu ada qazab dan boleh dihukum 80 kali rotan. Jika negara kita belum laksanakan hukum itu lagi maka dia perlu bertaubat dan hilangkan rasa curiga itu dan terima seadanya anak dalam kandungan isterinya itu.
Begitulah ajaran Islam.Bagi kesalahan mencuri, pelakunya perlu dihukum potong tangan sebelah untuk satu kesalahan. Tujuannya supaya dia tidak boleh mencuri lagi pada masa hadapan. Tetapi jika negera ini belum laksanakan hukum itu, dia wajib bertaubat sepenuhnya.Bagaimanapun jika di samping mencuri dia turut mencederakan orang lain seperti meragut, merompak dan sebagainya, dia telah melakukan dua kesalahan iaitu mencuri di bawah hudud dan mencederakan di bawah qisas.
Lelaki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan kedua-duanya ( sebagai ) pembalasan bagi apa yang telah mereka lakukan dan sebagai seksaan dari Allah .
( al-Quran, al-Maidah : 38 )
Bagi kesalahan minum arak, pesalah perlu dihukum dengan hukum sebat 40 kali rotan. Jika hukuman itu tidak dilaksanakan di negara itu, dia perlu bertaubat dengan sesungguhnya. Bagaimanapun jika dengan minum itu dia melakukan zina atau membunuh orang, maka banyak lagi hukuman yang menunggunya.
Hai orang-orang yang beriman ! sesungguhnya meminum khamar ( arak ), berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan Syaitan. Kerana itu jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keuntungan ( kejayaan ) .
( al-Quran, al-Maidah : 90 )
Jika semua umat Islam tahu hukum ini, pasti mereka tidak mahu melakukan kesalahan itu walaupun belum ada perlaksanaan hukum hudud. Tetapi jika ada manusia yang degil, terus melanggar hukum itu, maka di sinilah perlunya hukum hudud itu dilaksanakan oleh pemerintah.
Inilah sumber perundangan yang utama ( dari al-Quran dan al-Sunnah ) mengenai jenayah. Syariat menentukan secara tepat mengenai seksaan atau hukuman bagi tiap-tiap jenayah Hudud, di mana tidak ada hak mana-mana pihak persendirian seperti Qadi atau mangsa atau pihak awam seperti kerajaan atau lain-lain, untuk memilih atau meminda di dalam hukumannya. Jenayah Hudud bila disabitkan tidak ada pengampunan sama ada oleh pemerintah atau oleh mangsa atau oleh pihaknya ( seperti walinya ). Ianya mestilah dilaksanakan bila disabitkan, yang mana hukumannya adalah tertentu dari segi jenis dan kadar hukuman atau seksaan itu. Itulah sebab maka jenayah Hudud itu disebut Had dan hak Allah.
Jika difikirkan kesan perlaksanaan hukum hudud ni. Sudah tentu kadar jenayah di Malaysia ini dapat dikurangkan. Orang yg tak mahu laksanakan hukum Allah ini je yg takut kalau-kalau kesalahan yg dilakukannya akan terjadi pada dirinya, lalu mengatakan hukum hudud ni tak sesuai. Hukum hudud ni dikenakan terhadap orang Islam sahaja. Kalau orang bukan Islam melakukan kesalahan, maka tidak dikenakan hukuman hudud ni. Hukumannya macam seperti sekarang ni la.. Denda RMxx, penjara 3 tahun, sebat yg menyalahi hukum Islam sepertimana yg dikenakan keatas banduan di penjara (perogol). Dalam Kes langgar da tentu kita tahu pelanggarnya..tapi hukumannya gantung lesen, penjara 3 tahun .. pewaris si mati menanggung kesedihan, hilang tempat bergantung dan macam2 lagi..
wallahu'alam
zakieusof - perlaksanaan yang perlu komprehensif dengan mengambil kira pendekatan negara2 lain bukan setakat batuk ditangga sahaja .. berbincang la ..mana mufti2nya..mana pendakwah2nya .. kena la ada usaha untuk melaksanakan.. tapi tak hairan lah.. alang negara2 islam pun tak bersatu untuk memerangi yahudi..
Subscribe to:
Posts (Atom)